Liputan6.com, Jakarta Calon wakil presiden KH Ma'ruf Amin resmi mengundurkan diri jabatan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Kendati demikian, Ma'ruf menegaskan masih tetap sebagai kader yang siap berjuang bersama NU.
"Perlu saya sampaikan bahwa di manapun dan sampai kapan pun saya adalah kader Nahdlatul Ulama," ujar Ma'ruf Amin pada rapat pleno di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9/2018).
Ma'ruf mengatakan, bedanya menjadi Rais Aam PBNU dengan tidak hanya terletak pada ruang lingkup perjuangan. Menurut dia, perjuangannya justru akan lebih luas ketika nanti memenangi Pilpres 2019, karena tidak hanya mengakomodir warga NU.
Advertisement
Keputusan mundur dari Rais Aam PBNU pun sudah dipikirkan matang-matang. Bahkan ia telah berkonsultasi dengan para ulama untuk meminta pendapat tentang tawaran posisi cawapres mendampingi Joko Widodo.
"Pilihan saya ini merupakan jalur perjuangan baru untuk kemaslahatan yang lebih luas. Semoga Allah subhanahu wata'ala memberikan keberkahan dan kelancaran," dia menandaskan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jadi Mustasyar PBNU
Ma'ruf Amin resmi mengundurkan diri dari jabatan Rais Aam PBNU setelah ditetapkan KPU sebagai cawapres mendampingi Jokowi. Jabatan Rais Aam PBNU kini diduduki KH Miftachul Akhyar.
Sementara KH Ma'ruf Amin kini dimasukkan ke dalam jajaran Dewan Penasihat atau Mustasyar PBNU masa abdi 2015-2020.
Advertisement