Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf, Johnny Plate menilai kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet terkait dengan Pilpres 2019. Atas kebohongan itu, kata Johnny, masyarakat menjadi terbelah.
"Yang pasti ini sudah menyangkut Pilpres. Mencurigai pasangan calonnya sendiri, dan ini merugikan, ya. Kami tahu kami dalam posisi yang diserang," kata Johnny di Jakarta, Rabu 3 Oktober 2018.
Meski demikian, Johnny mengaku menghormati klarifikasi yang dilakukan Ratna Sarumpaet secara terbuka dan jujur. Namun menurutnya, bila ada pelanggaran hukum, maka harus ditindaklanjuti agar kejadian serupa tidak terulang.
Advertisement
"Seluruh pihak yang melanggar ketentuan Undang-Undang ITE, Undang-Undang Pemilihan Umum, dan undang-undang lain yang secara hukum berpotensi melanggar undang-undang, perlu ditindaklanjuti oleh aparat hukum agar ada kepastian hukum dan penerapan hukum yang adil di Indonesia," tuturnya.
Namun, Johnny menegaskan kebohongan Ratna Sarumpaet perlu diusut apakah ada desain politik.
"Itu membutuhkan perangkat-perangkat hukum untuk meneliti ada atau tidak desain-desain politik yang mengarahkan kita pada politik bumi hangus ya. Ini yang tidak boleh," kata Johnny.
Ia menyayangkan hal ini karena deklarasi damai sudah disetujui oleh seluruh peserta pemilu sebagai bentuk komitmen moral. Johnny melihat kebohongan Ratna Sarumpaet ini adalah strategi politik yang merusak dan merendahkan demokrasi Indonesia.
"Bukan hal yang merendahkan martabat apabila ada permohonan maaf terhadap publik jika informasi yang disampaikan itu memang belum diverifikasi. Memang tidak ada salahnya. Tapi tentu yang kita harapkan karena itu ketidaksengajaan," ia berkata.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bertarung Gagasan
Johnny menganggap bahwa seharusnya ruang politik diisi dengan ajang politik gagasan yang mencerdaskan, bukan dengan berita tidak terverifikasi yang dapat memecah masyarakat.
"Politik model-model victimisasi itu politik gaya model kuno yang kontraproduktif dan tidak layak ditampilkan di ruang publik nasional kita dalam rangka Pilpres 2019 karena itu akan merusak demokrasi kita, membodohi rakyat kita," Johnny menegaskan.
Advertisement