Sukses

Tim Kampanye Jokowi Laporkan Dugaan Hoaks Ratna Sarumpaet ke Bawaslu

Sebelumnya, Direktorat Hukum Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin menyesalkan konferensi pers pasangan capres Prabowo-Sandi pada Selasa, 2 Oktober 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, berencana melaporkan dugaan hoaks dalam berkampanye ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

"Insyaallah Direktur Hukum dan Advokasi TKN KIK, Irfan Pulungan akan mendatangi Bawaslu pada pukul 13.00 WIB siang ini," ucap Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Verry Surya Hendrawan, Kamis (4/10/2018).

Dia menuturkan, hal ini berkaitan kebohongan yang disampaikan Ratna Sarumpaet yang kemudian disampaikan luas oleh kubu Prabowo-Sandiaga. Ratna merupakan salah seorang juru kampanye nasional pasangan capres dan cawapres nomor urut 2.

"Benar (berkaitan dengan Ratna Sarumpaet)," ungkap Verry.

Sebelumnya, Direktorat Hukum Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin menyesalkan konferensi pers pasangan capres Prabowo-Sandi pada Selasa, 2 Oktober 2018 terkait adanya dugaan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet.

Sebab, salah satu pimpinan Badan Pemenangan Prabowo-Sandi yang tidak melakukan kroscek terlebih dahulu atau tidak melakukan pendalaman terhadap kasus yang menimpa Ratna Sarumapet, sehingga pernyataannya menimbulkan kontroversi di tengah tengah masyarakat.

"Sebagai seorang Capres seharusya tidak menyampaikan keterangan kepada publik yang belum diketahui kebenarannya," jelas Irfan.

Selain itu, apa yang telah disampaikan Ratna Sarumpaet yang secara jelas dan terang mengakui kebohongannya bahwa tidak ada penganiayaan atas dirinya. Sehingga apa yang disampaikan Prabowo Subianto selaku Capres Nomor Urut 2 telah terjadi aksi kekerasan, aksi penganiayaan dan pemukulan terhadap Ratna Sarumpaet tidak terbukti kebenarannya.

"Tim Hukum & Advokasi TKN Jokowi-KH Ma'ruf Amin meminta kepada pihak Bawaslu untuk melakukan kajian tentang dugaan pelanggaran kampanye yang dilakukan Ratna Sarumpaet selaku pimpinan Badan Pemenangan Prabowo-Sandi, yaitu dalam bentuk membuat berita bohong untuk meraih simpati masyarakat membentuk opini masyarakat dengan maksud yang bertujuan menguntungkan pasangan capres Prabowo-Sandi," jelas Irfan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kebohongan Ratna Sarumpaet

Aktivis sosial Ratna Sarumpaet mengklarifikasi berita tentang penganiayaannya. Dia mengaku tidak dianiaya siapapun.

"Apa yang saya katakan ini akan menyanggah adanya penganiyaan," kata Ratna di konferensi pers, Jakarta, Rabu (3/10/2018).

Dia mengakui telah datang ke rumah sakit pada 21 September 2018 untuk menemui dokter bedah plastik. Dia mengaku menjalani prosedur sedot lemak di sana.

"Tanggal 21, saya mendatangi rumah sakit menemui dokter Sidik, dokter bedah plastik. Kedatangan ke situ karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak. Dokter Sidik adalah dokter yang saya percaya," ujar Ratna Sarumpaet.

Dia juga mengaku kaget setelah melihat memar-memar usai operasi sedot lemak. Dokter pun menjelaskan, jika memar itu biasa muncul setelah operasi plastik.

Ratna Sarumpaet menyampaikan permohonan maaf kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ini menyusul pembelaan Prabowo atas dugaan penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet.

"Saya memohon maaf kepada Pak Prabowo Subianto yang kemarin tulus membela kebohongan yang saya buat. Saya tidak tahu apa rencana Tuhan dan berjanji akan memperbaiki," kata Ratna.

Tak hanya kepada Prabowo, permintaan maaf juga disampaikan Ratna kepada Amien Rais. Dia berharap dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini.

"Saya memohon maaf kepada Pak Amien (Rais), yang dengan sabar mendengar kebohongan saya kemarin. Juga saya minta maaf kepada emak-emak. Saya tahu kalian kecewa, saya ingin tetap emak-emak berjuang. Kalian adalah emak-emak Indonesia yang terus akan berjuang," ujar dia.

"Saya berharap Tuhan memberi kekuatan atas kejadian ini. Aku juga minta maaf kepada semua pihak yang terkena dampak ini," kata Ratna Sarumpaet.

Â