Sukses

Ma'ruf Amin Terima Ulos Batak dari Petinggi Gereja HKBP

Peristiwa kultural ini terjadi ketika Ma'ruf diundang ke acara Rapat Majelis Pekerja Sinode HKBP, di kantor pusatnya di Pearaja, Tarutung, Sumut.

Liputan6.com, Tarutung - Cawapres Ma'ruf Amin dan Istri Wury Estu Handayani dikalungi ulos Batak tanda doa dan pengharapan oleh Ephorus dan petinggi gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Jumat 5 Oktober 2018.

Peristiwa ini terjadi ketika Ma'ruf Amin diundang ke acara Rapat Majelis Pekerja Sinode HKBP, di kantor pusatnya di Pearaja, Tarutung, Sumut.

Rapat itu dipimpin langsung oleh Ephorus Pendeta Darwin Lumban Tobing

Sebelum memberi ulos, Ephorus Darwin mengatakan, bagi orang Batak, ulos berarti permohonan, dengan titipan doa kepada Tuhan agar setiap rencana dan cita-cita diberkati.

"Maka ini Bapak, ulos kami berikan kepada bapak dan ibu. Kami berharap, kami berdoa, kami bercita-cita, agar segala rencana bapak dan ibu, menjadi wakil presiden, kiranya Tuhan meridhoi, kiranya Tuhan mengabulkan, kiranya Tuhan meluluskan rencana itu," kata Pendeta Darwin.

Sehelai ulos lalu dikalungkan di sekeliling Kiai Maruf dan istri. Ditimpali juga dengan peribahasa Batak, yang disebut umpasa, bermakna bahwa ke mana pun Kiai Ma'ruf dan istri melangkah akan selalu mendapatkan kebaikan.

"Kami bahagia, kunjungan bapak ini akan membawa makna dan kesejukan bagi kita bersama," kata Pendeta Darwin Lumban Tobing.

Sebelum menerima ulos, Maruf diberi waktu untuk bicara di hadapan Ephorus dan petinggi HKBP serta sejumlah gereja kristiani lainnya.

Ma'ruf Amin mengawali pernyataannya dengan salam. "Assalamualaikum," kata Kiai Ma'ruf, yang djawab "Waalaikumsalam" oleh peserta acara.

 

2 dari 2 halaman

Bicara Pancasila

Ma'ruf bicara soal Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan negara yang final, sebagai sebuah kesepakatan hidup bersama dalam wadah NKRI. Disampaikannya bahwa selama ini kerukunan bisa terjaga karena upaya bersama yang dilakukan antarkomunitas umat beragama.

Dia juga bicara berbagai potensi permasalahan yang timbul dalam kehidupan antarumat beragama. Sebagai contoh adalah soal izin membangun rumah ibadah.

"Maka kita harus cepat selesaikan konflik, dan negara harus hadir mengambil peran," kata Ma'ruf.

Yang pasti, menurut dia, kedamaian akan bisa tercipta kalau ada saling pengertian. Bila ada saling pengertian, salah sedikit bisa ditoleransi. "Namun bila yang terjadi adalah salah pengertian, maka sesuatu yang benar pun akan selalu dicari-cari kesalahannya," kata Ma'ruf.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini: