Liputan6.com, Solo - Tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin, berniat mengajak kubu Prabowo-Sandiaga untuk duduk bersama menonton tayangan hoaks yang beredar di media sosial. Harapannya agar tercipta Pemilu yang adem dan damai.
"Rencana bertemu dengan tim kampanye Pak Prabowo dan Pak Sandiaga sudah dipersiapkan, tapi baru cari formulasinya. Kemarin ada ide bagamana untuk nobar hoaks yang beredar di sosial media," kata Direktur Program Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima, di Solo, Sabtu (6/10/2018) malam.
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, dengan nobar hoaks nantinya berita palsu yang bertebaran di media sosial akan menjadi bahan tertawaan untuk masing-masing tim kampanye kedua pasangan. Nobar tersebut rencana akan dilakukan dalam suasana santai seperti jamuan makan bersama.
"Makan bersama sambil menertawakan hoaks. Hoaks akan menjadi bahan yang membuat kita geli sendiri," ujarnya.
Aria Bima menambahkan, ide-ide seperti itu merupakan kemasan yang kreatif. Ia pun mengajak kubu sebelah untuk melandasi pertarungan politik dalam pondasi kebersamaan akan menciptakan semangat kebangsaan.
"Isu-isu yang membuat luka batin dari berbagai pengusung dan berbagai relawan, sudahlah dihentikan ketika pemilihan telah selesai," kata dia.
Ia pun mengungkapkan, kontestasi di Pilpres 2019 mengarah pada hal-hal yang mulai menciptakan muatan-muatan permusuhan dan menjelekkan seperti yang terjadi pada Pilpres 2014 lalu. Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf membuat framing untuk pasangan nomor urut 01 itu adalah rekonsiliasi anak bangsa.
"Ini yang penting. Kita tidak ingin proses dan pasca Pilpres 2014 terjadi. Pasangan Jokowi-JK yang menang seolah-olah hanya presidennya partai pengusung dan relawan pengusung," keluhnya.
Â
Dampak Pilpres 2014
Dampak dari Pilpres 2014, dia menyebutkan, seolah menyebabkan luka batin yang sangat mendalam selama masa kampanye hingga usai pemilihan. Bahkan, yang terjadi tidak hanya kampanye negatif, namun juga caci maki hingga saling mengolok di antara pendukung.
"Lima tahun belum sembuh luka batin. Itu masih dilanjutkan dengan adanya Pilgub DKI. Sampai yang namanya kecebong dan kampret tidak pernah rampung setiap kali di medsos," ucapnya.Â
Untuk itu, framing yang dilakukan terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf adalah framing rekonsiliasi. Bahkan, pendamping Jokowi, Ma'ruf Amin bagian dari gerakan 212 dan 411. Dengan bergabungnya Ma'ruf, diharapkan kelompok garis Islam terwakili dalam figur kekuasaan nanti.
"Nah, kita harapkan 212 dan 411 meski tidak semuanya akan mendukung Jokowi-Ma'ruf, tapi kekuasaan nanti akan menjadi lebih sejuk karena ada konfigurasi yang sangat meng-Indonesia sehingga jadi milik bersama," harapnya.
Advertisement