Liputan6.com, Jakarta - Sekitar sepekan terakhir, publik Indonesia dihebohkan dengan kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet. Ratna mengaku dipukuli sejumlah orang tak dikenal yang menyebabkan wajahnya bengkak dan memar. Kabar bohong dari Ratna ini kemudian ditanggapi cepat oleh kubu Prabowo-Sandi.
Setelah Ratna Sarumpaet mengaku berbohong, kubu Prabowo-Sandi pun dituding ikut menyebarkan kabar hoaks. Sejumlah pihak menilai ini dinilai akan menurunkan elektabilitas Prabowo-Sandi. Namun menurut pengamat dari KedaiKOPI, Hendri Satrio, isu ini justru akan menguntungkan Prabowo jika kubu Jokowi-Ma'ruf terus menggoreng isu ini.
"Di kubu Jokowi juga sebaiknya tidak terlalu lama menggoreng kasus ini. Karena nanti kalau salah-salah masyarakat yang berempati ke kubu Prabowo. Kan jadi menguntungkan Prabowo. Hati-hati juga menggoreng isu ini," jelasnya kepada merdeka.com, Selasa (9/10).
Advertisement
Hendri mengatakan isu ini memang membuat kubu Prabowo-Sandi kelimpungan. Namun belum tentu dapat menurunkan elektabilitas Prabowo-Sandi. Karena perjalanan menuju Pilpres masih lumayan panjang.
"Belum, masih jauh perjalanannya. Masih banyak cerita pasti di tengah perjalanan menuju April nanti. Kasus Ratna Sarumpaet ini bikin kubu Prabowo-Sandi kelimpungan, iya. Tapi apakah gara-gara kasus Ratna ini kubu Prabowo-Sandi pasti kalah, belum tentu. Masih jauh pokoknya perjalanannya," jelasnya.
Â
Â
Â
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Prabowo-Sandi Turun ke Bawah
Waktu sekitar enam bulan menuju April 2019 ini bisa dimanfaatkan kubu Prabowo-Sandi untuk menaikkan elektabilitas. Mengingat dari beberapa hasil survei, elektabilitas Prabowo-Sandi jauh di bawah Jokowi-Ma'ruf. Hendri menyarankan agar Prabowo maupun Sandi lebih banyak turun ke masyarakat.
"Saran saya lebih banyak lagi ketemu rakyat," pungkasnya.
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Advertisement