Sukses

Timses Prabowo akan Laporkan Menteri Luhut dan Sri Mulyani ke Bawaslu

Timses Prabowo menyesali insiden di forum internasional yang melibatkan dua anggota kabinet.

Liputan6.com, Jakarta - Timses Prabowo-Sandiaga berencana melaporkan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dan Menkeu Sri Mulyani, ke Badan Pengawas Pemilu. Keduanya dianggap tidak netral dalam kontestasi Pemilu 2019.

Pangkalnya karena gestur mereka di forum IMF-Bank Dunia di Bali beberapa waktu lalu yang terkesan berpihak pada salah satu calon presiden.

"Segera nanti bagian Hukum dan Advokasi akan melaporkan kepada Bawaslu ke Bawaslu apa yang dilakukan Pak Luhut dan Sri Mulyani agar menjadi pelajaran bagi menteri menteri, pejabat lainnya harusnya mereka memberi contoh kepada masyarakat," kata Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/10/2018).

Menurut Riza, kedua menteri tersebut tak bisa membedakan situasi, di mana tempat berkampanye, dan tempat menyampaikan kinerja pemerintahan.

"Apalagi kepada orang asing di forum IMF yang biayanya sangat mahal dengan berbagai kemewahan dan lain lain sangat tidak bijaksana," sesalnya.

 

2 dari 2 halaman

Insiden yang Dipersoalkan

Laporan tersebut didasari atas aksi Menko Luhut Panjaitan yang diduga mengarahkan Direktur IMF Christine Lagarde dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengacungkan salam satu jari dalam penutupan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali, Senin malam 15 Oktober 2018.

"Semula Luhut dan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengacungkan sepuluh jari. Luhut kemudian mengubahnya menjadi satu jari. Namun melihat Lagarde dan Jim mengacungkan dua jari, Luhut kemudian meminta Christine untuk mengacungkan satu jari," kata perwakilan tim hukum dan advokasi Prabowo-Sandiaga, A. Husen dalam pernyataan terpisah.

Di sisi lain, Sri Mulyani diduga kedapatan menjelaskan kepada Lagarde. "Two is for Prabowo, One is Jokowi." Setelah itu Lagarde dan Jim bersama Luhut mengacungkan satu jari.

"Ini merupakan dugaan pelanggaran serius karena Luhut melibatkan orang asing dan memanfaatkan forum internasional untuk berkampanye. Luhut juga membahayakan netralitas anggota Polri dan TNI yang seharusnya netral tapi melakukan pemihakan dengan simbol-simbol kepada capres tertentu," jelas Husen.

Saksikan video pilihan di bawah ini