Sukses

Prabowo Singgung Impor, Timses Jokowi: Kalau Tanpa Bukti Kampanye Hitam

Timses Jokowi menantang Prabowo melaporkan soal isu impor yang ia sampaikan ke penegak hukum.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menilai tuduhan Prabowo Subianto soal elite bermain impor tergolong kampanye hitam. Pasalnya, mantan Danjen Kopassus itu hanya berbicara tanpa data.

"Kalau sekedar isu tanpa pembuktian. Maka itu bisa masuk dalam kategori kampanye hitam," kata politikus PKB itu melalui pesan singkat, Kamis (25/10/2018).

Karding mendesak Prabowo membeberkan bukti ucapannya. Malah, ia menantang Prabowo melaporkan ke KPK jika ada pejabat yang bermain impor.

"Saya kira dugaan dan statemen itu harus dibuktikan beliau bisa lapor KPK kalo memang ada pejabat yang bermain impor," ucapnya.

Karding pun menjawab tudingan Prabowo yang menyebut Indonesia masih kekurangan gizi. Menurutnya selama kepemimpinan Jokowi angka kekurangan gizi berhasil diturunkan menjadi 30 persen dari 38 persen di 2014.

Dia justru tak melihat upaya konkrit dari revolusi putih yang digagas Prabowo untuk menyelesaikan masalah gizi. Program itu berushaa memberikan asupan protein dalam bentuk susu.

"Sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat kita bisa dengan potensi lokal kita misalnya ikan, kacang kacangan dan lain lain. itu jauh lebih murah dari pada sumber protein dari daging dan susu," pungkasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Melawan Stunting

Sebelumnya, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto ingin Gerakan Emas alias Gerakan Emak dan Anak Minum Susu sebagai gerakan nasional. Gerakan tersebut sebagai perlawanan terhadap stunting atau pertumbuhan anak yang melambat.

Prabowo ingin Indonesia swasembada pangan agar tidak terjadi kekurangan gizi. Dia menyebut swasembada tak terjadi karena elite bermain impor.

Reporter: Ahda Bayhaqi 

Saksikan video pilihan di bawah ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.