Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Hasto Kristiyanto menegaskan, sembilan partai koalisi pengusung pasangan calon presiden nomor urut 01 solid. Sehingga, tidak ada saling rebut dampak elektoral efek ekor jas (coattail effect) karena mengusung capres petahana.
Dia menjelaskan, justru dengan ketidaksolidan koalisi Prabowo-Sandiaga, akan menaikkan suara partai Koalisi Indonesia Kerja. Tak cuma PDIP yang identik dengan Jokowi, tapi juga Golkar, Nasdem, Hanura, PPP, PKB serta partai non parlemen, PSI, Perindo, dan PKPI.
"Kalau secara internal kita kan bersama-sama. Kita membangun etika bahwa ketika Pak Prabowo dan Pak Sandiaga Uno bersama parpol pengusung elektoralnya turun, maka kemudian ini akan menaikkan partai-partai seperti Golkar, Nasdem kemudian Perindo, PSI, dan PKB serta PPP," ungkap Hasto di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (15/11/2018).
Advertisement
Dia menambahkan, partai koalisi Jokowi tidak memiliki konstituen yang saling berhimpitan. Hanya saja ada partai pecahan Golkar, seperti Gerindra, Nasdem. Jika suara Gerindra turun, maka Golkar serta partai pecahan yang berada di kubu Jokowi bakal naik.
"Lebih kepada faktor pengaruh Gerindra yang sebelumnya di dalam segementasi dukungan itu memang mengambil suara-suara partai tersebut," jelasnya.
Sekjen PDIP itu menambahkan, dalam tim kampanye nasional, masing-masing partai kompak untuk mengkampanyekan Jokowi-Ma'ruf. Para calon legislatif di tiap yang mengkampanyekan ke masyarakat, diyakini bakal memiliki dampak keterpilihannya.
"Di dalam tim kampanye itu kan mencerminkan kesatupaduan parpol dan kemudian relawan," ucapnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dukungan Setengah Hati
Sementara itu, Jubir TKN yang juga Ketua DPP Perindo Arya Sinulingga mengamini ucapan Hasto. Menurutnya, koalisi Jokowi tidak goyah seperti kubu Prabowo. Yaitu karena Partai Demokrat terlihat setengah hati karena merasa tidak mendapatkan dampak elektoral jika mengampanyekan capres-cawapres.
Berbeda dengan Prabowo-Sandiaga yang keduanya kader Gerindra, Jokowi dinilai sebagai sosok yang identik dengan semua partai dalam koalisi. Tidak cuma PDIP di mana mantan Gubernur DKI Jakarta itu berkarier.
"Jadi Pak Jokowi itu identiknya sama semua parpol koalisi. Sementara Demokrat merasa itu cuma identik sama Partai Gerindra ya, mundurlah itu. Mungkin mundur. Goyang-goyang imannya," ucap Arya.
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi
Advertisement