Liputan6.com, Jakarta - Bulan-bulan awal masa kampanye Pilpres 2019, masyarakat disuguhi politik penuh gimmick. Seperti tempe setipis kartu ATM, politikus sontoloyo, sampai genderuwo.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyalahkan kubu Prabowo Subianto. Menurutnya, capres petahana Joko Widodo (Jokowi) tak banyak diserang lewat program atau kampanye berbasiskan konten. Sehingga, kubu inkumben pun menanggapi gimmick politik dengan gimmick pula.
"Kalau ga ditantang ya petahana santai-santai aja. Ya sontoloyo, genderuwo. Karena dia tidak ditantang dengan konten. Akhirnya main gimmick," ujar Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (16/11/2018).
Advertisement
Fahri menyarankan kedua kubu segera berbenah. Sebab masyarakat sebagai memilih dirugikan dengan kampanye tanpa narasi program.
"Jadi pertarungan ini harus diangkat derajatnya pada pertarungan data, narasi yang betul-betul berisi sehingga rakyat betul-betul dapat manfaatnya," ucapnya.
Fahri Hamzah membeberkan beberapa isu yang bisa dibahas agar kampanye lebih berisi. Seperti masalah konflik ideologi, mengakhiri gesekan masyarakat akibat isu ras dan etnis. Begitu juga bicara bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa tembus 7 persen. Sampai persoalan kesejahteraan.
"Ini bagaimana diselesaikan. Ada banyak persoalan yang harus dijawab," tandasnya.Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dikritik Megawati dan SBY
Sebelumnya, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto diterpa kritikan oleh dua mantan Presiden RI. Pertama Presiden kelima yang juga Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Megawati, saat membuka sekolah kepartaian menyindir kubu Prabowo-Sandiaga yang kampanye tanpa program.
"Kenapa di pihak sana tidak mengatakan program juga, program saya ini. Kita belum pernah dengar apa yang akan dilakukan, mau menjalankan program seperti apa saya ndak tahu," ujar Mega dalam pidatonya kemarin.
Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono pun mengkritik hal serupa. Ketum Demokrat itu mulanya menjawab Sekjen Gerindra Ahmad Muzani yang mengatakan SBY berjanji bakal mengkampanyekan Prabowo. SBY membantah hal itu. Menurutnya, sang capres yang harus unjik gigi dalam Pilpres.
"Kalau jabaran visi-misi itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua introspeksi," kata SBY lewat Twitternya.
Reporter:Â Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement