Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti menilai pernyataan Titiek Soeharto agar Indonesia kembali seperti masa Orde Baru antiklimaks bagi kubu Prabowo-Sandi. Kaum minelial, menurutnya, sulit menerima gagasan itu.
"Kalau bagi Pak Prabowo ini antiklimaks, kontraproduktif. Mereka nyasarnya kelompok milenial tapi malah isunya Orde Baru," jelas Ray di D'Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11/2018).
Baca Juga
Titiek kini merupakan Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya yang mendukung Prabowo-Sandiaga. Ray merujuk hasil sejumlah survei yang menyimpulkan masyarakat tak ingin kembali ke masa Orde Baru.
Advertisement
Bahkan dari berbagai survei, banyak yang menolak Soeharto ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
"Kalau diberi informasi bagaimana bisnis-bisnis anaknya (Soeharto) berkembang sedemikian rupa. Kalau ditotal kekayannya juga minta ampun, ya enggak akan kena di anak anak milenial sekarang ini," jelasnya.
Ray menduga pernyataan Titiek sebagai upaya menghapus anggapan masyarakat terhadap masa kelam 32 tahun Orba. Hal ini tak berkaitan dengan kampanye Prabowo-Sandiaga.
"Keluarga Pak Harto itu, bukan ngejar elektabilitas, menaikkan elektabilitas Pak Prabowo," lanjutnya.
Nostalgia Orba menurutnya tepat untuk menyasar pemilih yang berusia 60 atau 70 tahun. Tapi jumlah pemilih usia tersebut sangat sedikit, sekitar 4 persen. Sementara pemilih milenial sekitar 40 persen.
"Masak mereka mau korbankan milenial yang sampai 30 persen, 40 persen? Itu bukan dalam rangka mereka mau naikkan elektabilitas Prabowo," kata Ray.
Â
Â
Cuit Titiek
Beberapa waktu lalu Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya, Siti Hediati atau Titiek Soeharto menulis cuitan yang menyatakan, sudah saatnya Indonesia kembali seperti zaman Soeharto dulu. Cuitan yang kemudian ramai dibalas warganet.
Reporter: hari AriyantiÂ
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement