Sukses

Survei LSI Denny JA: Ada 6 Isu Populer Selama Pilpres 2019

Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar menyebut, penyelenggaraan Asian Games menempati urutan pertama sebagai isu populer di masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei mengenai program dan isu dalam masa dua bulan kampanye Pilpres 2019. Ada enam isu yang populer.

Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar menyebut, penyelenggaraan Asian Games menempati urutan pertama sebagai isu populer di masyarakat.

"Tingkat pengenalan atau pemilih tahu penyelenggaraan Asian Games itu sebesar 85,1 persen dengan tingkat kesukaan 96,5 persen dan tingkat ketidaksukaan 0,6 persen," ujar Rully di Graha Rajawali, Jakarta Timur, Kamis (6/12/2018).

Isu populer kedua adalah kunjungan Joko Widodo atau Jokowi ke korban gempa dan tsunami Palu dengan persentase 75,5 persen. Ketiga, kunjungan Jokowi ke korban gempa Lombok sebesar 67,9 persen.

Isu keempat mengenai berita bohong yang disampaikan Ratna Sarumpaet sebesar 57,2 persen, isu kelima nilai tukar rupiah ke dolar sebesar Rp 15 ribu sebesar 54,2 persen. Terakhir, tentang pembakaran bendera ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Kendati isu Asian Games menempati urutan pertama sebagai isu populer, isu paling tinggi untuk elektoral Jokowi-Ma'ruf adalah kunjungannya ke korban gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.

"Isu ini dikenal oleh 75,5 persen pemilih. Dan isu ini, Jokowi mengalami surplus positif sebesar 33,3 persen jika dikalikan antara popularitas dengan surplus dukungan, maka angkanya sebesar 25,1 persen," ujar peneliti LSI Denny JA ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Elektoral untuk Prabowo-Sandi

Persentase isu populer yang menimbulkan efek elektoral juga dialami oleh Prabowo-Sandi yakni saat kunjungan Prabowo ke korban Lombok.

Kunjungan tersebut meraih angka 4,2 persen. Kunjungan Capres nomor urut 02 itu menempati isu populer peringkat pertama guna mendongkrak elektoral Prabowo-Sandi.

Rully mengatakan, survei dilakukan sejak 10-19 November yang melibatkan 1.200 responden. Survei dilakukan dengan cara multistage random sampling, wawancara tatap muka responden menggunakan kuisioner, dan margin of error kurang lebih 2,9 persen.