Sukses

PKB: Survei Internal, Suara Jokowi di Jateng Meningkat

Daniel mengklaim PKB sudah menyosialisasikan program kerja Jokowi selama tiga dan bulan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan mengklaim, elektabilitas capres petahana Joko Widodo atau Jokowi terus meningkat di Jawa Tengah berdasarkan survei internal partai. Menurutnya jika konsisten naik, bakal dapat mencapai angka 60-70 persen.

Hal tersebut menanggapi rencana Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga memindahkan markas pemenangan ke Jawa Tengah.

"Survei internal PKB sejauh ini menunjukkan, Pak Jokowi termasuk di Jateng mengalami peningkatan yang konsisten untuk Jateng kita meyakini Pak Jokowi bisa mencapai 60-70 persen," kata Daniel di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2018).

Daniel mencontohkan, hasil perolehan suara pada Pilgub Jateng 2018. PKB berhasil menggenjot suara Sudirman Said karena berpasangan dengan Ida Fauziah. Dia menyebut beberapa basis suara PKB seperti Tegal, Brebes, Kebumen, dan Purbalingga.

"Nah sekarang kan Mba Ida sudah full, posisi Mba Ida itu sekarang di TKN dan dia full keliling terus door to door bersama seluruh tim untuk memenangkan Pak Jokowi-Ma'ruf Amin," tuturnya.

Dia menjelaskan strategi door to door ke masyarakat bakal dijalankan. Daniel mengklaim PKB sudah mensosialisasikan program kerja Jokowi selama tiga dan bulan ini.

Daniel percaya suara Jateng tidak bakal ada perubahan. Apalagi Jateng merupakan markas PDI Perjuangan yang dikenal sebagai kandang banteng.

"Kalau Jateng enggak ya. Jateng kan dua kekuatan ya. Kalau merah dan hijau bergabung seharusnya aman," pungkas Daniel. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Prabowo-Sandi Pindahkan Markas

Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno akan memindahkan markasnya ke Jawa Tengah (Jateng). Hal ini dilakukan lantaran elektabilitas Prabowo-Sandiaga yang dinilai masih rendah di daerah itu. Selain itu, Jawa Tengah adalah basis PDIP.

Ketua DPP Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, salah satu motivasi pindah ke Jateng karena belajar dari Pemilu 2014. Di mana saat itu suara Jokowi-JK Kalla selisih jauh dengan Prabowo-Hatta, yaitu sekitar 6 juta.

"Ini sudah ada indikasi positif di Pilkada Jateng, ketika kita di-underestimate ada yang dapet 7 persen dan lain sebagainya ternyata cukup signifikan waktu pilgub Jateng. Sehingga masih banyak yang bisa kita garap di sana," katanya saat ditemui di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Senin 10 Desember 2018.

"Di 2014 kita sekitar 6 jutaan kalah di sana," sambungnya.

Oleh karena itu, ia mengaku tim pemenangan Prabowo-Sandiaga akan berjuang dengan keras untuk meraih suara untuk Prabowo-Sandiaga. Salah satunya adalah dari pintu satu ke pintu lainnya.

"Ya tentu kita ini duit ngga banyak, modalnya ketemu grassroot, door to door, ketuk pintu tapi kayak di Jaktim juga saya lakukan saat ini. Kita bener-bener ketuk pintu, door to door jadi satu caleg dia 30 kecamatan mayoritas kelurahan. Di tiap RW harus turun. Memperkenalkan Pak Prabowo sekaligus," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya tak memindahkan posko kemenangan. Namun, tim lebih memfokuskan wilayah Jateng untuk meraih suara terbanyak.

"Kita juga ada survei baik internal maupun eksternal. Makanya kami pikir akan cepat mengejar Jawa Tengah kalau kita pindah. Sebenernya bukan pindah, di Jateng akan tetap ada posko pemenangan tapi akan lebih konsentrasi di Jateng," pungkas Habiburokhman.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com