Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Para Syndicate Bekti Waluyo mengkontraskan perbedaan gaya komunikasi politik yang ditampilkan dua kubu pasangan calon presiden. Menurutnya, Jokowi-Ma'ruf menampilkan narasi berkampanye dengan data dan pencapaian, sedangkan Prabowo-Sandiaga menjual mimpi dan imajinasi.
Penilaiannya itu berdasarkan slogan yang dipakai oleh kedua capres. Jokowi dengan 'Indonesia Maju', dan Prabowo dengan jargon ala Donald Trump 'Make Indonesia Great Again'.
"Apa yang ada di balik slogan mereka (Timses Jokowi) akan menjelaskan menghargai, inilah yang sudah kita bikin dan lain-lain jadi mau mereka akan jelaskan dan adakan testimoni fakta gitu," ujar Bekti dalam diskusi di Kantor PARA Syndcate, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (14/12/2017).
Advertisement
Sementara, slogan yang dipakai Prabowo masih abstrak. Apalagi mantan Danjen Kopassus itu meniru ucapan Trump.
Menurut Bekti, hal itu juga berlaku pada gaya mendeskreditkan media seperti yang dilakukan Trump ketika pemilu AS 2016.
"Bayangan great again itu abstrak, great again zaman Soeharto, SBY, atau zaman dulu seperti masih nusantara? Jadi ini emosi yang diajak untuk bayangkan piknik Indonesia great again," jelas Bekti.
Â
Gaya Kampanye
Gaya kampanye kedua pasangan calon juga menggambarkan cara berkomunikasi itu. Jokowi dan timsesnya menyampaikan data dan capaian petahana. Sementara Prabowo memberikan mimpi-mimpi.
"Maka ketika Pak Jokowi berikan data, Pak Prabowo berikan mimpi imajinasi," pungkasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement