Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, kembali bicara mengenai bahaya hoaks, ujaran kebencian, dan fitnah yang menggunakan SARA di tahun politik. Belum lama ini, ia juga menyoroti hoaks tujuh kontainer surat suara yang telah dicoblos.
"Kalau ada yang kampanye terselubung atau terbuka, (dengan) hoaks, fitnah SARA, berujar kebencian, mereka tergolong penjahat demokrasi, siapapun orangnya," ucap Tjahjo kembali memberi penegasan, Selasa (8/1/2019).
Baca Juga
Dia mengingatkan, pemilu serentak bagian konsolidasi dari demokrasi Indonesia. Tujuannya untuk mewujudkan sistem pemerintahan Presidensial yang semakin efektif, efisien, sesuai Pancasila, UUD 1945.
Advertisement
Helatan ini merupakan tanggung jawab bersama Parpol, caleg, capres, tim sukses, KPU, Bawaslu, Pemerintah, serta seluruh elemen masyarakat.
"(Kesemuanya) wajib hukumnya untuk menjaga agar pemilu serentak berjalan sukses, demokratis, dan bermartabat," kata Tjahjo.
Karenanya, masyarakat harus percaya, tidak hanya kepada parpol, tapi juga ke penyelenggara Pemilunya.