Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai sosok calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin tidak bisa dianggap remeh jelang debat capres cawapres perdana, 17 Januari mendatang. Meski, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini belum pernah mengecap ajang debat pilpres.
"Kita jangan sepelekan Pak Ma'ruf. Beliau ini mendapat gelar guru besar, kemudian juga mendapat doktor honoris causa dan dikenal sebagai pakar ekonomi syariah. Dan jangan lupa dia guru besar dalam tradisi ilmu logika perdebatan kaidah. Luar biasa jago," ucap Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, di kantornya, Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Namun, dia menyadari, banyak yang mengkritik gaya berpolitik Ma'ruf Amin. Namun, jelas sosok mantan Rais Aam punya modal.
Advertisement
"Memang yang jadi kritik sebagian orang adalah exposure-nya di media mainstream yang kalah dari Sandi. Tapi sebenarnya Ma'ruf punya modal intelektual untuk bisa bersaing," jelas Burhanuddin.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Prabowo Dinilai Over Confidence
Dia menyadari, serangan dari Ma'ruf memang tak sekencang kandidat lainnya. Tapi dengan pengalaman seperti itu, bisa jadi senjatanya Jokowi.
"Kalau Ma'ruf tampil wow di debat, itu bisa menjadi senjata Jokowi. Jadi salah satu yang membuat Pak Jokowi cemerlang di 2014 adalah ekspektasi kepada Jokowi yang rendah. Dulu orang pikir Jokowi akan jadi makanan empuk Prabowo, tapi yang terjadi sebaliknya. Prabowo over confidence jadi penampilannya tidak luar biasa, Jokowi sebaliknya," jelas Burhanuddin.
Oleh karena itu, lanjut dia, dengan pengalaman Jokowi di 2014 seperti itu, bisa jadi akan terulang di sosok Ma'ruf Amin.
"Ma'ruf bisa punya potensi seperti itu. Karena selama ini orang anggap Ma'ruf semata-mata tokoh agama," pungkasnya.
Advertisement