Sukses

Harga Pangan Naik, Sandiaga: Pemerintah Pakai Data, Saya dari Cerita Emak-Emak

Sandiaga sudah mendengar banyak aspirasi rakyat dari 1.000 titik kunjungannya ke daerah. Dia menekankan, banyak masyarakat yang mengeluhkan soal keadilan.

Liputan6.com, Jakarta - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno tak mempermasalahkan bila pemerintah menyampaikan segelontor data soal kestabilan harga pangan yang berbeda dengan dirinya. Menurut Sandi, kenaikan harga pangan adalah kesaksiannya secara langsung dari cerita para pedagang saat dia blusukan ke pasar.

Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi "2019, Adios Jokowi?" di Seknas Prabowo-Sandi, Jln HOS Cokroaminoto 93, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/1/2019).

"Akal sehat dilawan dengan data, saya datang dengan cerita. Oke pemerintah boleh memberi segelontor data. Tapi saya bawa cerita, cerita emak-emak di pasar. Saya tanya yang di sini. Direkayasa atau tidak, saya tanya harga naik atau tidak? Enggak usah diajarin. Semua menyatakan yang sama (harga naik)," kata Sandi.

Sandiaga sudah mendengar banyak aspirasi rakyat dari 1.000 titik kunjungannya ke daerah. Dia menekankan, banyak masyarakat yang mengeluhkan soal keadilan.

"Saya akui saya anak kota turun ke desa. Saya akui saya enggak bisa berkomunikasi, tapi bicara keadilan bahwa yang mereka perjuangkan adalah keadilan dan kemakmuran. Rakyat menyatakan hidup mereka susah. Saya tanya cari kerja, susah mau di kota mau di pedesaan," tutur Sandiaga.

Kemudian, Sandiaga menyindir soal lapangan kerja yang masih sulit di dapat generasi muda. Justru, kata dia, tenaga kerja asing leluasa mendapatkan pekerjaan di Tanah Air.

"Kita belum sesuai dengan konstitusi kita memberikan kesempatan kerja pada anak bangsa, sampai anak bangsa harus menyambung nyawa di luar negeri untuk cari kerja. Sementara tenaga kerja di sini dibuka untuk tenaga kerja asing," tuturnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pilpres Tanpa Kecurangan

Lebih jauh, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu berharap Pemilu dan Pilpres 2019 berjalan tanpa kecurangan. Dia berkisah saat Pilgub DKI 2017 silam bersama Anies Baswedan. Dia yakin ke depan, rakyat sudah cerdas dan sogokan tak berpengaruh memilih calon.

"Bagaimana sembako datang, sembako belum ada jumlah sampai yang dikirim ke Pulau Seribu. Tapi akhirnya dari selfie jumlah sembako, bahwa 'kita terima bahwa memang ini duit kami, bajunya akan kami gunakan taplak meja', sedangkan kami akan tetap coblos nomor? Waktu itu nomor 3," ungkap Sandiaga.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Â