Liputan6.com, Jakarta Calon presiden 01 Joko Widodo atau Jokowi sempat menyinggung kasus dugaan penyebar kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet ke Capres 02 Prabowo Subianto. Momen ini terjadi pada debat capres perdana.
Berdasarkan pantuan merdeka.com, di lapangan nobar di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019), para pendukung 01 dan 02 yang sedang menyaksikan debat dibuat riuh dengan pernyataan Jokowi.
Mendengar sindiran Jokowi, para pendukung Prabowo-Sandiaga terdiam mendengar Jokowi berbicara seperti itu. Sedangkan pendukung Jokowi-Ma'ruf bersorak dan bertepuk tangan.
Advertisement
"Wah kena deh, tukang hoaks," ucap pendukung Paslon 01 di lokasi.
Sementara hal yang berbeda terjadi di Media Center Prabowo-Sandi di Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan. Berdasarkan pantuan, setiap apa yang diucapkan Jokowi selalu mendapatkan sorakan.
Perlakuan yang berbeda, justru saat Prabowo maupun Sandiaga berbicara. Semuanya selalu mendapatkan tepuk tangan yang meriah.
Â
Sindiran Jokowi
Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, bertanya soal kepala daerah yang ditahan karena mendukungnya kepada lawannya Joko Widodo atau Jokowi. Hal itu diungkapkan saat Prabowo menanggapi jawaban Jokowi terkait pertanyaan penegakan hukum dan HAM.
"Kami ingin bertanya bahwa Bapak kan sudah memerintah selama 4 tahun lebih, yang kita temukan ada perasaan di masyarakat aparat berat sebelah. Contoh kepala daerah di Jawa Timur pendukung paslon 1. Tapi ditahan Pak, ditangkap. Perlakuan tidak adil, boleh menyatakan pendapat itu HAM. Bisa diperhitungkan anak buah bapak berlebihan," kata Prabowo, Kamis (17/1/2019).
Menanggapi pernyataan Prabowo, Jokowi pun meminta siapa pun yang merasa aparat berat sebelah, bisa memprotesnya sesuai dengan jalur hukum. Terlebih, Indonesia merupakan negara hukum. Jadi, lanjut dia, semua sudah diatur melalui hukum, misalkan jalur praperadilan.
Jokowi meminta Prabowo tidak serta-merta menuduh pemerintah berlaku tidak adil. Dia kemudian menyinggung soal tindakan gegabah mantan juru kampanye Prabowo-Sandi, Ratna Sarumpaet.
"Ya jangan menuduh seperti itu Pak Prabowo... Karena kita ini negara hukum ada mekanisme hukum, yang bisa disalurkan. Kalau ada bukti sampaikan saja ke aparat. Jangan kita ini sering grusa-grusu menyampaikan sesuatu, misal jurkam Pak Prabowo, misalkan ini. Katanya dianiaya, mukanya babak belur. Kemudian konferensi pers bersama-sama, akhirnya apa yang terjadi? Nyatanya operasi plastik," kata Jokowi.
Â
Â
Reporter: Ronald dan Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement