Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengungkapkan, seorang pemimpin tidak diukur dari bicara retorika belaka, tapi dari konsistensi ucapan dan tindakannya.
Itulah sebabnya capres 01, Jokowi melontarkan pertanyaan mengenai dua hal yang berkaitan dengan komitmen capres 02, Prabowo. Yaitu, soal pemenuhan hak dan kesetaraan perempuan serta konsistensi anti korupsi.
"Pertanyaan pertama Pak Jokowi menyangkut visi misi Prabowo-Sandi yang menyebutkan bahwa setiap kebijakan akan berperspektif gender dan akan memprioritaskan pemberdayaan perempuan. Tapi dalam struktur pengurusan partai Gerindra jabatan strategis justru semuanya laki-laki," jelas Ace dalam sebuah pernyataan tertulis, Jumat (18/1/2019).
Advertisement
Ia mengatakan, hal ini berbeda dengan komitmen Jokowi yang ditunjukan secara konkrit, yakni dengan mengangkat 9 menteri perempuan serta Pansel KPK yang juga semuanya perempuan.
Selain itu, komitmen akan anti korupsi juga dinilai Ace harus muncul dari rumah sendiri.
"Pertanyaan Pak Jokowi menukik ke data ICW yang menunjukan Partai Gerindra termasuk yang paling banyak mencalonkan mantan Koruptor yang ditandatangani langsung Prabowo sebagai Ketum. Dalam merespon pertanyaan Pak Jokowi, Prabowo jelas emosional," tukasnya.
Meski data yang disebutkan Jokowi adalah fakta yang terbuka, namun kata dia, Prabowo justru menuduh data ICW subyektif. "Apalagi meremehkan tindak korupsi yang dilakukan kadernya hanya mengambil uang tidak seberapa," Ace melanjutkan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Curi Uang Rakyat
Ace menambahkan, yang namanya korupsi tetap saja mencuri uang rakyat untuk memperkaya diri sendiri.
"Bagaimana mau konsisten memberantas korupsi kalau pemimpin justru melindungi koruptor di rumahnya sendiri. Sekali lagi seorang pemimpin bukan hanya pandai beretorika tapi harus terlihat jelas rekam jejaknya dalam penegakan HAM dan pemberantasan korupsi," tandas Ace.
Advertisement