Sukses

Kubu Jokowi-Ma'ruf Klaim Menangkan Pertarungan di Media Sosial

Menurut Andi, semakin besar sentimen positif terhadap pasangan 01 di media sosial, peluang kemenangan makin besar pula.

Liputan6.com, Jakarta - Kubu pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengklaim memenangkan pertarungan udara untuk sementara ini. Ketua Cakra 19, relawan pemenangan Jokowi-Ma'ruf, Andi Widjajanto mengungkap 58 persen eksposure di media sosial mereka kuasai.

"Potret dari mesin per hari ini kita menguasai 58 persen eksposure di media sosial," kata dia dalam acara Jumat Jempol di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (25/1/2019).

Menurutnya, semakin besar sentimen positif terhadap pasangan 01 di media sosial, peluang kemenangan makin besar pula. Maka itu dia mengajak elemen relawan yang hadir untuk ikut menguatkan sentimen melalui kampanye positif di media sosial. Yaitu dengan memasifkan kampanye kinerja dan prestasi presiden inkumben.

"Kalau Pak Jokowi semakin besar sentimen positifnya, peluang menangnya semakin besar," ucap Andi.

Demikian pula, jika sentimen negatif atau merah makin besar di kubu 02 maka kemenangan makin terlihat juga. Pekerjaan tersebut bakal diemban oleh tim media sosial khusus yang telah disiapkan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf. Sedangkan, sentimen positif kepada Jokowi, menurut Andi sudah dalam jalur yang tepat.

Sementara itu, dia juga mengatakan masih ada beberapa provinsi yang eksposure media sosialnya masih berat. Yaitu Kalimantan Selatan, Riau, Nusa Tenggara Barat, Aceh, dan Sumatera Barat.

"Mereka yang lebih dari kita itu paling tinggal Kalimantan Selatan, Riau, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sumatera Barat," kata Andi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Memanfaatkan Tagar

Andi pun menjelaskan, cara permainan di media sosial adalah dengan memanfaatkan tagar alias hashtag. Dia menyebut ada hashtag premier seperti Indonesia Maju, dan hashtag dinamis yang berkembang sesuai dengan isu, seperti bernada menyentil kubu 02 atau bahkan hashtag yang tak terlihat sebagai kampanye politik.

Pengelolaan hashtag itu menurutnya lebih unggul dibanding permainan tagar oleh kubu 02 yang cenderung bertahan di hashtag premier dan kurang dinamis seperti tagar ganti presiden.

"Fenomena unik mereka (kubu 02) mulai jam 2 pagi, netizen tidur semua mereka bangun semua," kata Andi mengomentari cara kerja tim media sosial kubu 02.

Namun, apakah pertarungan udara ini menggambarkan kondisi pertarungan di darat, Andi mengatakan perlu triangulasi data antara analisis media sosial dengan data yang masuk dari darat bagaimana canvassing dilakukan.

"Jadi tidak mengandalkan satu titik tertentu," ucapnya.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi