Sukses

Indeks Persepsi Korupsi Naik, Jokowi: Jangan Bilang Stadium 4

Jokowi mengatakan, butuh waktu panjang untuk menaikkan indeks korupsi.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi kembali membantah anggapan Prabowo Subianto, yang menyebut korupsi di Indonesia ibarat kanker stadium 4. Jokowi merujuk pada Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2018 yang dirilis Transparency International (TI).

IPK Indonesia naik satu poin menjadi 38 dari skala 0-100 setelah stagnan di skor 37 sejak 2016. Peringkat Indonesia pun naik ke posisi 89 dari 180 negara dibandingkan 2017 yang berada di peringkat 96 dari 180 negara.

"Kenaikan-kenaikan tersebut harus disyukuri. Jangan ada yang menyampaikan korupsi stadium 4. Gimana? Dari yang dulu terkorup naik 38," kata Jokowi di JCC, Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Dia mengatakan, hasil tersebut harus disyukuri. Sebab membuat satu poin lebih tinggi kata Jokowi dibutuhkan perbaikan lama. Mislanya, dalam hal sistem yang lebih transparan.

"Dulu negara kita terkorup di Asia sekarang bisa masuk ke papan tengah. Itu terus diperbaiki, enggak mungkin langsung, terus perbaikan sistem pemerintahan, perbaikan yang lain," kata Jokowi.

 

2 dari 2 halaman

Temuan TII

Sebelumnya Manager Riset Transparency International Indonesia Wawan Sujatmiko mengatakan, skor IPK Indonesia pada 2018 naik satu poin menjadi 38 dari skala 0-100 setelah stagnan di skor 37 sejak 2016. Peringkat Indonesia pun naik ke posisi 89 dari 180 negara dibandingkan 2017 yang berada di peringkat 96 dari 180 negara.

Walaupun demikian, skor Indonesia ini masih di bawah rata-rata skor negara-negara di dunia sebesar 43. TI mencatat ada lebih dari 60 persen atau 120 dari 180 negara yang skor IPK-nya di bawah 50.

Di Asia Tenggara, Indonesia berada di urutan keempat menyusul Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Skor IPK Singapura naik satu poin menjadi 85. Skor Brunei juga naik satu poin menjadi 63. Adapun, skor IPK Malaysia stagnan di angka 47.

Saksikan video pilihan di bawah ini