Sukses

Hasto PDIP: Kubu Prabowo Gunakan Strategi Politik Daur Ulang

Hasto mengatakan, model kampanye kubu Prabowo-Sandi diibaratkan dengan praktik politik daur ulang.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto mengatakan ada yang mengedarkan kembali foto silaturahmi pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Melalui foto lama itu, JK diklaim memberikan dukungan kepada kubu 02.

Hasto mengatakan, cara-cara demikian merupakan praktik politik daur ulang dan manipulatif yang dilancarkan kubu 02.

"Substansinya tidak beda jauh dengan Tabloid Obor Rakyat sebagai Induk serangan fitnah. Tumpulnya fitnah yang ditujukan ke Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin, melahirkan politik daur ulang. Dicari-carilah dokumen digital untuk membangun persepsi banyak dukungan," ujar Hasto di Jakarta, Jumat (1/2/2019).

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu mengatakan, posisi JK sudah jelas berada di kubu Jokowi-Ma'ruf.

Dia mengecam cara-cara manipulatif demi mendapatkan dukungan.

"Sehingga Pak JK yang menjadi Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye 01 pun diklaim beri dukungan ke mereka hanya karena sebuah foto. Ini manipulatif namanya," kata dia. 

2 dari 2 halaman

Adu Gagasan Konkret

Menurut Hasto, cara manipulatif kubu 02 tak akan berhasil meraih dukungan masyarakat. Sebab yang diperlukan adalah kampanye rekam jejak dan prestasi. 

"Dengan strategi menyerang dan miskin peradaban tersebut, elektabilitas Prabowo-Sandi selalu berada pada kisaran 25.4 persen sampai 34.6 persen, atau ketinggalan paling tidak 22 persen di bawah Jokowi-KH Maruf Amin," ujar Hasto.

Hasto mengajak kubu 02 untuk melakukan kampanye dengan kontestasi gagasan. Menurut dia, banyak metode kampanye sehat, yaitu dengan melempar gagasan konkret seperti kebijakan fiskal, energi, pangan, atau kebijakan industri manufaktur.

"Program kesehatan dan road map menjadi bangsa pelopor seharusnya dapat menjadi isu yang jauh lebih menarik untuk disampaikan ke publik, daripada memroduksi konten serangan negatif, ataupun politik daur ulang dengan memanipulasi dukungan tokoh," jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Â