Liputan6.com, Jakarta Lembaga survei PolitikaWave merilis hasil penelitian calon presiden pilihan netizen melalui rangkaian variabel aktif sosial media. Jika Pilpres 2019 dilaksanakan hari ini, pasangan Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin akan menang dengan suara 57,25 persen.
"Jadi kita ada beberapa matrik. Pertama, jumlah percakapan Jokowi-Ma'ruf periode 57,25 persen, Prabowo-Sandiaga 42,75 persen. Kalau ditanya hari ini siapa yang menang, ya sesuai dengan data itu," tutur Founder PoliticaWave Yose Rizal di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (7/2/2019).
PoliticaWave memperoleh sebanyak 1.899.881 total percakapan terkait kedua kandidat yang dilakukan oleh 267.059 akun selama periode penelitian 28 Januari hingga 04 Februari 2019. Di antara sosial media yang dipantau adalah Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, online forum, dan news portal.
Advertisement
Terdata, percakapan terkait pasangan Jokowi-Ma’ruf dilakukan oleh 61,25 persen akun, sementara Prabowo-Sandiaga sebanyak 38,75 persen akun.
"Kita juga mengeluarkan bot dari data analisa kita. Kita filter, alasannya bot nggak nyoblos dan dikelola robot. Akun anonim selama itu bukan bot tetap kita masukkan. Percakapan ada 257 ribu percakapan konten pilpres per hari. Bot kalau mau pilpres, naik. Kita filter sehari 60 ribu," jelas dia.
Menurut Yose, berdasarkan pengalaman survei sebelumnya dan kontestasi politik yang bergulir di berbagai negara, paslon yang menang di sosial media akan juga unggul di kontestasi sebenarnya. Hal itu bergantung pada seberapa banyak dibicarakan dan besar sentimen positif yang diperoleh.
"Jadi biasanya yang menang di sosial media itu menang di realnya. Di US begitu dan di Indonesia hampir 90 persen," kata Yose.
Pada sisi sentimen percakapan, 80 persen netizen memperbincangkan Jokowi-Ma’ruf secara positif dan 20 persen negatif. Untuk pasangan Prabowo-Sandiaga, memperoleh 74 persen percakapan positif dan 26 persen percakapan negatif.
Isu Positif
Isu positif untuk Jokowi-Ma'ruf yang diperbincangkan netizen yaitu kebersamaan Jokowi dengan keluarga 27 persen, deklarasi dukungan dari sejumlah pihak 22 persen, pertemuan dengan ulama 21 persen, pembangunan desa 16 persen, dan pembangunan infrastruktur 14 persen.
Sedangkan isu negatif Jokowi-Ma’ruf di antaranya pemenjaraan Ahmad Dhani 38 persen, kritik pernyataan Jokowi terkait propaganda Rusia 28 persen, doa kiai Maimun untuk Prabowo 25 persen, pernyataan Menkominfo yang gaji kamu siapa 13 persen, dan pernyataan Walikota Semarang terkait yang melarang warga menggunakan jalan tol jika tidak mendukung Jokowi 3 persen.
Kemudian untuk pasangan Prabowo-Sandiaga, beberapa isu positif di sosial media yaitu doa kiai Maimun untuk Prabowo 64 persen, kegiatan jalan sehat bersama Prabowo 15 persen, blusukan Sandiaga 13 persen, deklarasi dukungan 5 persen, dan janji tidak impor 2 persen.
Sementara isu negatifnya adalah terkait pernyataan Prabowo yang mengkritik Kemenkeu 67 persen, tudingan sandiwara korban banjir lumpur 13 persen, pernyataan Rocky Gerung terkait kitab suci fiksi 10 persen, leluhur Prabowo yang menangkap Pangeran Diponegoro 5 persen, dan isu hoax terkait utang dari pendukungnya 5 persen.
"Kita punya engine yang dikembangkan sejak 2010 untuk menganalisa sentimennya apakah positif, negatif, atau netral," Yose menandaskan.
Advertisement