Sukses

LSI Denny JA: Selisih Jokowi dan Prabowo Hanya 14 Persen di Pemilih Muslim

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Al Faraby mengatakan populasi pemilih muslim sangat besar yakni mencapai 85 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang pemilihan Presiden 17 April, elektabilitas dua pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden di kantong pemilih muslim bakal ketat. Terlihat dari hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada periode Januari.

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Al Faraby mengatakan populasi pemilih muslim sangat besar yakni mencapai 85 persen. Dari persentase itu, kedua pasangan calon masih belum meraih elektoral di atas 50 persen.

Pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Maruf Amin, dipilih 49,5 persen pemilih muslim. Sedangkan capres can cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandi dipilih 35,4 persen. Dari persentase itu masih ada 15,1 persen pemilih muslim yang belum menentukan pilihannya. Jika dilihat persentasenya, menurut Adjie kedua kandidat Pilpres akan bersaing ketat di sektor pemilih muslim.

"Meski unggul, Jokowi-Maruf hanya unggul dengan selisih di bawah 15 persen di kantong pemilih muslim," ujar Adjie di Graha Rajawali, Jakarta Timur, Kamis (7/2).

Berdasarkan hasil survei sejak Agustus hingga Januari elektoral pasangan nomor urut 01 di kantong pemilih muslim mengalami pasang surut. Pada Agustus, elektabilitas Jokowi-Maruf mencapai 52,7 persen di kalangan muslim. Lalu turun menjadi 49,5 persen pada September. Naik lagi pada Oktober menjadi 53,7 persen. Lalu kembali turun pada November menjadi 49,0 persen. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di pemilih muslim naik tipis pada Desember menjadi 50,0 persen, dan kembali turun pada Januari menjadi 49,5 persen.

Banyak faktor yang menyebabkan elektabilitas Jokowi-Maruf belum di atas 50 persen. Salah satunya karena sentimen isu bahwa kebijakan Jokowi tidak cukup ramah dengan muslim. Hal ini kemudian dimanfaatkan Prabowo-Sandi guna mendulang elektabilitas di kantong pemilih muslim.

"Ini karena ada faktor sentimen juga ke personal Jokowi," ucapnya.

 

2 dari 2 halaman

Kondisi Berbeda

Kondisi berbeda justru terlihat di pemilih non muslim. Di kalangan tersebut, pasangan yang diusung 10 partai politik menang telak. Dari hasil survei bulan Agustus elektabilitas Jokowi-Maruf di pemilih non muslim mencapai 47,5 persen, lalu melonjak naik pada September menjadi 81,2 persen. Pada Oktober turun tipis menjadi 80,8 persen.

Lalu kembali turun pada November menjadi 63,3 persen. Lonjakan kembali terjadi pada Desember menyentuh angka 82,9 persen, dan kembali merangkak naik pada Januari menjadi 86,5 persen.

Adjie menjelaskan di awal masa pendaftaran persentase Jokowi-Maruf belum mencapai 50 persen karena pemilih non muslim karena masih terkejut dengan keputusan Jokowi menggandeng Maruf Amin sebagai calon Wakil Presiden. Di bulan September, pemilih minoritas mulai mengambil sikap setelah adanya deklarasi PA 212 yang mendukung Prabowo-Sandi.

Sementara unggul di pemilih minoritas dan muslim, Jokowi-Maruf juga unggul di tiga kantong pemilih lainnya yakni pemilih perempuan, milenial, dan pemilih dengan perpendapatan kecil ke bawah. Sedangkan Prabowo-Sandi unggul tipis dari Jokowi-Maruf di kantong pemilih terpelajar.

Survei ini dilakukan sejak 18-25 Januari dengan melibatkan 1.200 responden di 34 Provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan pada survei ini adalah multistage random sampling dengan persentase kekeliruan kurang lebih 2,8 persen.

Reporter: Yunita Rachmawati