Liputan6.com, Jakarta - Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin kalah dari Prabowo-Sandi di kalangan pemilih terpelajar dalam survei LSI Denny JA. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani menilai wajar. Sebabnya, pemilih terpelajar adalah golongan yang kritis.
"Artinya SMA sudah kelas 2 kelas 3 kuliah serta yang sudah sarjana itu memang jiwa oposisi ya lebih kencang, jiwa oposisinya itu lebih banyak. Jadi kalau misalnya kalangan terpelajar itu seperti itu bukan sesuatu yang mengherankan," kata Arsul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (8/2/2019).
Baca Juga
Menurutnya, survei mana pun pada kategori ketidakpuasan kaum terpelajar terhadap pemerintahan memang tinggi termasuk di Amerika. Arsul memandang, kaum terpelajar selalu membedah calon mana yang lebih baik.
Advertisement
"Artinya kalau kepala pemerintahannya itu berkontestasi lagi, pasti yang namanya kalangan terpelajar itu juga punya kecenderungan untuk saya dalam tanda kutip ya ambil resiko untuk mencoba berfikir alternatif," ucapnya.
Dari hasil Survei LSI Denny JA, pasangan Jokowi-Ma'ruf kalah tipis dari Prabowo-Sandi di kalangan pemilih terpelajar. Dari populasi pemilih terpelajar sebesar 11,5 persen, Jokowi-Ma'ruf hanya mampu meraih persentase 37,7 persen sedangkan Prabowo-Sandi mencapai 44,2 persen.
Peneliti dari LSI Denny JA, Adjie Al Faraby menjelaskan beberapa variabel elektoral Jokowi-Ma'ruf defisit di kalangan pemilih terpelajar. Salah satunya, kata Adjie, kalangan ini tidak ingin karakter negara terlalu kuat.
Adjie menuturkan, banyak kasus hukum yang menyeret kalangan terpelajar karena sikap kritis terhadap pemerintah. Hal ini kemudian dimanfaatkan oposisi dengan framing kriminalisasi.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com