Liputan6.com, Tulungagung - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyebutkan, adanya kebocoran dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 500 triliun. Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan, pemerintah sebaiknya mengakui bila memang terbukti benar. Namun, bila terbukti tidak benar, hal itu tidak perlu dipercaya.
"Kalau memang itu faktanya ada, kita terima dan akuin. Segera minta maaf kepada rakyat. Tapi kalau nggak ada, kasih tahu. Bohong itu. Ngapain rakyat percaya pada kebohongan, itu saja," kata Surya Paloh di Tulungagung, Jawa Timur, Jumat 8 Februari 2019.Â
Menurutnya, Jokowi tidak boleh hanya tinggal diam dan dipojokkan oleh kubu lawan. Jika hal tersebut terbukti tidak benar, maka perlu diklarifikasi agar rakyat tidak tenggelam dalam kebohongan.
Advertisement
Karena itu, ia pun menganggap gaya Jokowi yang lebih ofensif akhir-akhir ini sebagai suatu hal yang lumrah.
"Ya wajar-wajar saja, mungkin Pak Jokowi sudah bosan dengan style yang lama, ini style yang baru kan. Apa salahnya. Ya ada variasi-variasi, biar tidak monoton," kata dia.
Surya Paloh menambahkan, Jokowi sebaiknya sabar menghadapi tuduhan ini. Menurutnya, hal ini tidak perlu ditanggapi dengan terburu-buru.
"Seperti yang saya katakan tadi, bagaimanapun juga yang penting kita harus sabar juga, karena tidak selamanya reaksi harus dicounter dengan reaksi," ujar Surya.
Ia pun menganggap, Indonesia butuh pendidikan khusus terkait politik. Sebab, banyak hal rasional yang terkadang dibuat menjadi irasional dan sebaliknya.
"Nah di situlah gunanya hadir para pemimpin yang memberikan keteladanan," tandas Surya Paloh.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Respons Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjawab pernyataan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto bahwa anggaran negara yang bocor sebanyak 25 persen per tahun. Jokowi meminta Prabowo berbicara berbasis data dan fakta.
"Jangan asal," kata Jokowi sambil menunjuk mulutnya sendiri usai menghadiri perayaan Imlek Nasional 2019 di Ji-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (7/2/2019).
Calon presiden petahana ini meminta Prabowo segera melaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bila memiliki bukti kebocoran anggaran negara. Dengan begitu, tidak ada informasi simpang siur yang beredar di masyarakat.
"Kalau memang bocor sampai 25 persen laporin saja ke KPK. Duit gede banget itu," ujar Jokowi.
Dia kemudian menyinggung tuduhan Prabowo pada 2014 lalu bahwa ada kebocoran anggaran negara sebanyak Rp 7.200 triliun.
"Dulu 2014 coba diingat-ingat, katanya bocor Rp 7.200 triliun. Sekarang itu bocornya kalau 25 persen itu berarti Rp 500 triliun. Duitnya gede banget Rp 500 triliun. Laporin ke KPK dengan bawa bukti-bukti dan bawa fakta-fakta," ucap Jokowi.
Sebelumnya, saat menghadiri acara HUT Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia, di Mahaka Square, Jakarta Utara, Rabu (6/2/2019), Prabowo menyebut ada kebocoran sebanyak 25 persen dari total anggaran pemerintah.
Prabowo mengaku pernyataan itu berdasarkan indikator-indikator dan ia sudah tulis dalam bukunya. Dia melihat, adanya kebocoran anggaran disebabkan penggelembungan dana di setiap proyek yang dikerjakan pemerintah. Misalnya seperti proyek jembatan.
"Saya hitung dan saya sudah tulis di buku kebocoran dari anggaran rata-rata taksiran saya mungkin lebih sebetulnya 25 persen taksiran saya anggaran bocor," ujar Prabowo.
Advertisement