Sukses

Puisi Neno Warisman, Ma'ruf Amin: Kok Pilpres Jadi Seperti Perang Badar?

Ma'ruf Amin juga mengatakan, perkataan Neno Warisman kurang tepat mengaitkannya dan Jokowi sebagai orang kafir.

Liputan6.com, Jakarta - Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin menyesalkan perkataan Neno Warisman dalam acara Munajat 212 di Monas, Jakarta. Dia menilai puisi doa Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga itu berlebihan, karena mengaitkan antara pilpres dan perang badar.

"Pertama kok pilpres kok jadi kayak perang badar. Perang badar itu kan perang habis-habisan. Hidup mati. Kita kan hanya memilih pemimpin," kata Ma'ruf di Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (23/2).

Ma'ruf juga mengatakan perkataan Neno Warisman kurang tepat mengaitkannya dan Jokowi sebagai orang kafir.

"Masa Pak Jokowi dengan saya dianggap orang kafir. Itu sudah tidak tepat. Menyayangkanlah. Kita kan pilres bukan perang badar," kata Ma'ruf.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Orasi Berkedok Politik

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Abdul Kadir Karding menilai, apa yang diucapkan Neno Warisman dalam acara Munajat 212 di Monas pada Kamis 21 Februari 2019, tidak pantas disebut sebagai doa. Melainkan orasi politik pragmatis berkedok agama.

"Pilihan diksi dalam ucapannya tampak sekali dibuat untuk menggiring opini publik. Seolah-olah hanya merekalah kelompok yang menyembah Allah. Sedangkan kelompok lain yang berseberangan bukan penyembah Allah," ujar Karding melalui keterangan tertulis, Sabtu (23/2/2019).

Dia mempertanyakan dari mana Neno Warisman bisa mengambil kesimpulan seperti diungkapkan dalam doa tersebut.

"Apa ukurannya sampai bisa mengatakan jika pihaknya kalah maka tak akan ada lagi yang menyembah Allah?" ujarnya.

Dia menegakasn, kasus doa Neno Warisman adalah contoh gamblang bagaimana agama dijadikan kedok untuk tujuan politik. Ia menafikan kenyataan bahwa Pak Jokowi-Maruf didukung oleh begitu banyak kiai, santri pondok pesantren, dan umat Islam.

"Apa Neno merasa cuma dia dan kelompoknya yang menjalankan ibadah? Menjadikan Tuhan untuk tujuan politik seraya menggiring opini seolah lawan politiknya tidak menyembah Tuhan jelas hal mengggelikan," sambungnya.

Sebelumnya, beredar video saat Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Neno Warisman, membacakan 'Puisi Munajat 212'. Potongan video saat Neno membacakan puisi itu ramai dibagikan di media sosial.

Berikut ini isi potongan puisi dari video yang beredar:

Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami

dan menangkan kami

Karena jika Engkau tidak menangkan

Kami khawatir ya Allah

Kami khawatir ya Allah

Tak ada lagi yang menyembah-Mu

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com