Liputan6.com, Pekanbaru - Ketua Umum Garda Jokowi, Antasari Azhar menghadiri pelantikan dan deklarasi DPC Garda Jokowi se-Riau. Dia yakin, di Riau bisa mendulang suara minimal 65 persen untuk pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf.
"Minimal 65 persen suara Jokowi di Riau. Posisi hari ini masih di bawah 55 persen. Kita akan pacu lagi naiknya," ujar Antasari Azhar di Pekanbaru, Minggu 24 Februari 2019.
Dia memerintahkan kader Garda Jokowi untuk masuk ke pedesaan, sebagai upaya untuk mendorong suara Jokowi-Maruf di Riau.
Advertisement
"Kenapa Garda Jokowi tidak masuk ke desa-desa. Ngopi bareng masyarakat. Saya yakin jika kita mampu merawat hati masyarakat. Insyaallah pilihan masyarakat tetap Jokowi, tidak akan berubah hingga 17 April nanti," ujar mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu seperti dilansir Antara.
Bagi Antasari Azhar, meraup suara di Riau tidak sulit, asalkan Tim Kampanye Daerah bersama relawan Garda Jokowi mampu bersama-sama memenangkan hati masyarakat.
"Saya pernah bertugas di Riau. Saya memahami karakter masyarakat Riau. Kalau bisa merawat hati masyarakat. Kita bisa memenangkan Jokowi di sini," ucap dia.
Dalam deklarasi, ratusan masyarakat memadati ruangan. Bahkan ada yang tak kebagian kursi. Antasari menyatakan sangat mengapresiasi antusiasme Garda Jokowi untuk kemenangan Jokowi-Maruf di Riau.
"Banyak yang tidak kebagian kursi, saya minta Garda Jokowi masuk semua. Kita sama-sama duduk di bawah," ucap Antasari.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tepis Isu Jokowi anti-Islam
Antasari mengatakan, di Riau ada 12 kabupaten/kota. Setiap kabupaten/kota, anggota garda Jokowi mencapai 30 orang.
"Belum jumlah DPD dan relawan. Setiap Garda harus mampu menarik 250 orang," sebut dia.
Antasari juga meminta Garda Jokowi untuk menepis isu Jokowi anti Islam kepada masyarakat. Kuatnya berita bohong yang mendeskreditkan Jokowi, sangat merugikan.
"Jokowi bukan musuh ulama, Jokowi bukan musuh umat Islam. Beliau juga bukan PKI, bukan antek asing. Sampai saat ini kita masih dengar fitnah ini dituduhkan kepada calon kita," kata dia.
Namun demikian, Antasari meminta agar jawaban dari fitnah untuk Jokowi disampaikan dengan santun, bukan emosi.
"Apakah jika tetangga kalah, tidak ada lagi yang menyembah Tuhan? Ini tidak benar. Cara demikian bukan cara pendukung Jokowi," sambung Antasari.
Advertisement