Liputan6.com, Jakarta - Koalisi masyarakat antihoaks melaporkan calon presiden nomor urut 01, Jokowi ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atas dugaan kebohongan publik terkait data yang disampaikan saat debat kedua Pilpres 2019 pada Minggu 17 Februari 2019.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga mengaku tidak memusingkan hal tersebut.
Baca Juga
Sebab, data yang disampaikan Jokowi saat debat bukanlah suatu kebohongan. Misalnya saja, soal permasalahan sengketa tanah yang dikatakan semakin berkurang di Indonesia.
Advertisement
"Laporin aja. Laporin aja. Ya tapi coba bandingkan pada zaman sebelumnya. Jauh banget turunnya (sengketa tanah)," ujar Arya di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Senin (25/2/2019).
"Berkurang ya memang berkurang, siapa bilang enggak berkurang, sangat jauh berkurang dibandingkan sebelumnya, gitu. Dulu kan konflik-konflik agraria itu kan banyak banget," lanjutnya.
Ia mengatakan, seharusnya mereka yang melaporkan Jokowi tersebut juga sadar bahwa calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto sendiri seringkali menyebutkan data yang tidak akurat.
"Itu Prabowo ngomong bahwa harga beras paling mahal di Indonesia itu gimana. Hoaks bukan. Baru ketika Ratna Sarumpaet, hoaks enggak penyebaran dia. Dibilang bahwa dia korban, itu gimana. Harusnya 02 langsung membawa Pak Prabowo ke Bawaslu mengaku bahwa salah gitu loh, kan udah terbukti salah," tutur Arya.
Arya menegaskan, dengan ini TKN juga akan semakin gencar menumpas serangan yang ditujukan kepada Paslon 01, Jokowi-Ma'ruf Amin dengan semakin mendekatnya pelaksanaan Pilpres 2019.
"Memang betul ini antisipasinya kita serangan makin dari tim media, tim sosmed kita kan makin kencang ya, membuka semua apa yang mereka (kubu Prabowo) buat gitu," tandasnya.