Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menitipkan kepada warga Nahdlatul Ulama (NU) untuk melawan hoaks dan fitnah yang makin marak mendekati pencoblosan pemilu serentak 17 April 2019. Jokowi menyoroti penyebaran hoaks rumah ke rumah seperti yang dilakukan ibu-ibu di Karawang, Jawa Barat.
"Akhir-akhir ini, sebentar lagi hajat besar Pileg dan Pilpres April. Saya titip ini direspons dengan baik oleh NU, terutama kalau ada fitnah-fitnah isu-isu dari pintu ke pintu, sudah dari pintu ke pintu. Dari rumah ke rumah," kata Jokowi saat pembukaan musyawarah nasional dan konferensi besar NU di pondok pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Citangkolo, Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019).
Jokowi geram kampanye rumah ke rumah bukannya menyebarkan kebaikan. "Kalau yang disampaikan ajakan kebaikan, silakan enggak apa-apa. Tetapi yang disampaikan hal-hal yang mengkhawatirkan masyarakat, kita harus berani merespons ini," kata dia.
Advertisement
Jokowi menyinggung bentuk fitnah yang disebarkan ibu-ibu di Karawang berupa hoaks pemerintahannya bakal melarang suara azan. Kendati logikanya mustahil, kata dia, banyak yang percaya.
"Misalnya pemerintah akan melarang azan, logikanya masuk atau enggak masuk, enggak masuk. Tapi survei kita 9 juta warga kita percaya," tegas mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Diskusi dengan Ma'ruf Amin
Jokowi mengaku sudah berdiskusi dengan Mustasyar PBNU Ma'ruf Amin bagaimana merespons fitnah tersebut.
"Saya sudah bisik bisik dengan prof Ma'ruf Amin bagaimana mencegah ini," imbuh dia.
Fitnah kedua yang disinggung adalah pemerintah bakal melegalkan pernikahan sejenis. Jokowi pun terheran-heran. Maka itu dia menitipkan kepada Nahdliyin untuk ikut menghalau fitnah tersebut dan tak hanya diam.
"Harus dijelaskan kepada umat kepada santri lingkungan kita. Yang berbahaya bagi keutuhan berbangsa dan bernegara," Jokowi memungkasi.
Â
Reporter: Ahda Baihaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement