Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk anak sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memegang tongkat komando kampanye pemenangan Pemilu 2019 melalui jabatan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma).
"Susunan kepengurusan resmi DPP Demokrat tidak ada perubahan, semua tetap pada masing-masing tugasnya," jelas Sekjen DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan, di Kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis 28 Februari 2019.
Baca Juga
Hinca menyatakan, SBY menuliskan surat untuk menjawab ketidakhadirannya dalam dua bulan terakhir sisa masa Pemilu 2019 karena harus mendampingi Ani Yudhoyono yang dirawat di Rumah Sakit Singapura karena kanker darah.
Advertisement
AHY kemudian menyampaikan pidato politiknya yang berjudul 'Rekomendasi Partai Demokrat untuk Presiden Indonesia Mendatang'. Pidato politik tersebut disampaikan AHY di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat, 1 Maret 2019 malam.
Dalam pidato politik tersebut, AHY menyampaikan tiga hal pokok, tantangan Indonesia 2019-2024 dalam perspektif dunia internasional dan nasional, persoalan dan aspirasi rakyat, serta solusi, dan kebijakan yang ditawarkan Demokrat, serta ajakan Demokrat menyikapi perkembangan situasi sosial politik dewasa ini.
Pidato politik yang disampaikan AHY pun menuai pro dan kontra. Beragam pendapat muncul usai AHY menyampaikan pidato politiknya.
Berikut tanggapan-tanggapan usai AHY memberikan pidato politiknya dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Dianggap Terlalu Memaksakan
Influencer Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin yang juga politisi Partai Golkar, Misbakhun menyampaikan, isi pidato AHY malah menunjukkan Demokrat tak punya solusi teknis atas berbagai persoalan yang dihadapi Indonesia.
"Di saat paslon capres dan cawapres sudah bicara biodiesel dan B20, bicara unicorn dan Palapa Ring sebagai infrastrukturnya, Partai Demokrat masih berkutat membicarakan masalah, bukan solusi," kata Misbakhun.
Lebih lanjut Misbakhun menyarankan AHY lebih sering bergaul dengan berbagai kalangan ketimbang tampil eksklusif di panggung.
Menurutnya, hal itu juga untuk menempa AHY agar bisa berjiwa besar alam menyikapi sebuah keputusan politik yang tak selalu menguntungkan putra sulung SBY itu ataupun PD.
"SBY terlalu memaksakan mendudukkan AHY sejajar dengan capres-cawapres yang ada saat ini. Mendudukkan AHY yang miskin pengalaman dan rekam jejak untuk merasa pantas menyampaikan rekomendasi kepada presiden yang akan datang, sama saja SBY meletakkan Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma'aruf lebih rendah dari AHY,” ujar Misbakhun.
Advertisement
2. Dianggap Jadi Sinyal Positif Dukung Paslon 01
Dalam pidato AHY, juga berisi rekomendasi untuk presiden mendatang, tanpa merujuk salah satu pasangan calon presiden yang tengah berkontestasi.
Menanggapi hal tersebut, calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menangkap sinyal positif. Sinyal itu berupa lampu hijau dukungan dari kader Partai Demokrat kepada kubu petahan.
Kendati partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengusung pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ma'ruf menyebut banyak kadernya yang mendukung capres petahana Joko Widodo atau Jokowi.
"Jadi mungkin AHY itu membuat pernyataan seperti supaya semuanya menjadi enak," kata Ma'ruf di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Sabtu (2/3/2019).
Ma'ruf berharap rekomendasi Demokrat memang untuk Jokowi. Mustasyar PBNU itu juga berterima kasih karena partai berlambang bintang mercy itu memposisikan diri di tengah.
Menurutnya, sikap itu akan menambah dukungan kader Demokrat kepada pasangan calon presiden nomor urut 01.
"Karena itu kita berterima kasih dia ada di tengah. Sehingga orang-orang yang kemudian mendukung kami jadi tidak merasa ada ancaman, jadi mereka aman, makin banyak orang Demokrat yang ikut ke 01," pungkas Ma'ruf.
3. AHY Dianggap Netral
Dalam pidatonya, AHY memberikan rekomendasi untuk presiden mendatang, tanpa merujuk salah satu pasangan calon presiden yang tengah berkontestasi.
Menurut dia, pidato anak sulung Susilo Bambang Yudhoyono tersebut cenderung netral dan menjadi sinyal baik yang berdampak kepada kubu 01.
"Artinya kita anggap dia netral saja untuk memilih siapa saja yang terbaik buat warga bangsa," kata Ma'ruf di Serang, Banten, lewat siaran pers diterima, Minggu (3/3 2019).
Sinyal baik juga terlihat dari kecenderungan para kepala daerah dari Partai Demokrat atau pun calon legislatif yang telah menyatakan dukungan kepada pasangan petahana.
"Karena tidak berani menyebut, berarti ada kecenderungan untuk mendukung Pak Jokowi dan saya," kata Ma'ruf Amin.
Advertisement
4. Dianggap Lebih Baik dari Prabowo
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin memberikan tanggapan atas pidato Komandan Kogasma Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). TKN menilai, isi pidato AHY lebih baik dibanding apa yang disampaikan Capres 02, Prabowo Subianto.
"Pidato AHY tersebut lebih baik daripada pidato politik Prabowo saat itu," kata Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto di Bandar Lampung, Minggu, 3 Maret 2019.
Menurut dia, sebagai pimpinan partai, AHY memang punya tanggung jawab untuk menyampaikan hal yang strategis bagi bangsa.
TKN menilai, dari apa yang diucapkan, AHY menyampaikannya semua substansi dengan baik. Tak ada emosi, semua teratur dan runtut.
"Semua kami yakini untuk bangsa dan negara. Jadi jauh lebih baik daripada apa yang disampaikan Pak Prabowo sendiri," kata Hasto.