Sukses

Ma'ruf Amin Siap Merebut Kemenangan di Sumut

Ma'ruf menyadari target di Sumut berat dan mematok target kemenangan sebesar 60 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin menyambangi Sumatera Utara dalam rangka silaturahmi dan safari politiknya. Dia pun langsung disambut dengan menggunakan pakaian adat Melayu, dibalut dengan kain songket berwarna kuning.

Kehadirannya juga disambut sejumlah tokoh, seperti Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan, kemudian Sultan Serdang Tengku Ahmad Talaah, mantan Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, Ketua Joko Mania Pusat Eman Suryaman, dan beberapa pihak lainnya.

Dia menuturkan, kehadirannya ke Sumut agar di Pilpres nanti, suara pasangan calon nomor urut 01 bisa meraih kemenangan seperti di Medan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Padang Sidempuan.

"Acara kunjungan saya ke Medan memang acaranya yang pokok itu di Medan itu dua acara, yaitu nanti sebentar yang diselenggarakan di Jokma (Jokowi-Ma'ruf), dan sesudah itu, itu acara di pesantrennya Syekh Marbun, jadi kalaupun Jokma di lapangan, kemudian acara dengan ulama ulama di Syekh Marbun," kata Ma'ruf di Medan, Sumut, Senin (9/3/2019).

Ma'ruf mengatakan, sore akan berangkat ke Tapanuli Tengah, Tanapuli Selatan, dan Padang Sidempuan. Dia menegaskan, di daerah sana memang menjadi sasaran safari dua hari ini.

"Sebenarnya sasaran kita disana memang, di dua daerah itu. Tetapi karena teman-teman di Medan juga ingin saya hadir, maka hari ini sampai sore di Medan," jelas Ma'ruf.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Target 60 Persen

Ma'ruf menyadari target di Sumut berat dan mematok target kemenangan sebesar 60 persen.

"Saya pikir di Sumut ini agak berat ya. Terutama di daerah daerah yang justru di daerah-daerah seperti Medan, Tapanuli Selatan, Padang Sidempuan, Labuhan Batu. Tapanuli Utara bagus. Ya kita kira-kira harapan bisa 60 persen," tegasnya.

Salah satu alasan berat, lantaran masih banyak paham-paham Islam yang kanan. Sehingga perlu dicerahkan dan diberikan pemahaman.

"Teologi Islam yang kita bangun di Indonesia adalah teologi kerukunan. Sebab kalau tidak akan menimbulkan situasi yang tidak kondusif," pungkas Ma'ruf.