Sukses

Kampanye di Pesantren, Prabowo: Saya Tak Minta Dukungan Ulama, Hanya Berharap

Berkampanye di depan ribuan massa pesantren, Prabowo tidak minta dukungan kiai dan ulama, namun ia berharap doanya. IA pun berjanji untuk segera memulangkan Habib Rizieq ke Indonesia.

Liputan6.com, Garut - Calon presiden Prabowo Subianto menyatakan, tidak butuh dukungan kiai dan ustaz saat melakukan kampanye di lingkungan pesantren Darussalam, Wanaraja, Garut, Jawa Barat.

"Di dalam pesantren kan tidak boleh kampanye, para ustaz saya tidak meminta dukungan kalian, pak kiai saya tidak meminta dukungan kalian, tetapi dalam hati saya, saya (berharap) mendapatkan dukungan kalian," ujarnya disisipi canda dalam kunjungan safari politiknya di Garut, Sabtu 9 Maret 2019.

Menurut Prabowo, motivasi dirinya kembali mencalonkan diri sebagai presiden terdorong untuk memberikan solusi bagi rakyat Indonesia. "Indonesia ini dalam keadaan tidak benar, salah arah, banyak kekayaan bangsa Indonesia telah dimbil, dikuras terus, dan mengalir terus ke luar negeri dan tidak di Indonesia," ujarnya. 

Untuk itu ia berharap adanya dukungan dari kalangan emak-emak, pemuda, dan semua lapisan masyarakat Garut, sehingga mampu mewujudkan Indonesia lebih baik di masa mendatang. "Masak berharap dilarang juga di Indonesia?" ujarnya menyindir banyaknya larangan yang dilakukan pemerintah saat ini.

Bukan hanya itu, untuk menguatkan dukungan kalangan muslim tanah air dalam pencoblosan 17 April nanti, dirinya berjanji untuk segera memulangkan Habib Rizieq ke tanah air.

"Tapi saya ke sini tidak minta dukungan, namun berharap dukungan dan meminta doa ke kiai dan ulama, apa salah enggak kita minta doa? Jangan-jangan berdoa saja tidak boleh," ujar dia kembali menyindir. 

Dengan nada berapi-api, capres nomor urut 02 ini mengatakan, saat ini kekayaan bangsa belum dinikmati seluruh masyarakat Indonesia, sementara sebagian besar kekayaan negara, hanya dikuasai segelintir orang kaya. "Satu persen pun tidak, nanti mereka atur siapa jadi menteri, siapa jadi bupati, jadi presiden," ujarnya.

Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat sudah jemu dan menginginkan adanya perubahan secara signfikan, terutama soal kepemimpinan nasional. "Sekarang rakyat tidak bodoh, sementara mereka menghendaki rakyat indonesia bodoh terus," ujarnya.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat Garut dan rakyat Indonesia lainnya, untuk menyebarkan pesan jika kekayaan alam bangsa Indonesia belum dinikmati seluruh masyarakat. "Karena itu saya terus berjuang, sebab saya tahu bukan ini maksud pendiri bangsa Indonesia," ujar dia dengan berapi-api.

Ia pun tak segan mengkritik banyaknya uang yang diberikan bagi masyarakat, di tengah berlangsungnya proses kampanye saat ini. "Pertanyaannya uangnya dari mana?  Tentu dari uang rakyat yang dicuri, jadi kalau ada yang bagi-bagi uang terima saja, sebab itu uang kalian semua," ungkapnya. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Berharap Dukungan Nahdiyin

Sementara itu, Ketua Yayasan Pesantren Darussalam Wanaraja KH Cecep Abdul Halim menyatakan dukungannya atas kedatangan Capres Prabowo, untuk menyapa masyarakat Garut. "Harapannya semoga di 2019 yang menjadi presiden adalah Prabowo," ujarnya saat pembuka sambutan.

Menurutnya, rencana kedatangan Prabowo di lembaga pesantren yang ia pimpin, terbilang mendadak, padahal sebelumnya ia tengah berada di tanah suci Mekah untuk melakukan ibadah Umroh. "Tugas saya di Mekah saya mendoakan Prabowo agar menjadi presiden 2019," kata dia.

Kiai Cecep mengaku kedatangan Prabowo terbilang istimewa, sehingga memerlukan penyambutan istimewa. “Beberapa waktu lalu saat mau kedatangn pak Mar’uf Amin, tetapi karena mau reuni 212 mohon maf saya tidak menghadiri (menemui rencana kunjungan),” kata dia.

Namun dengan kedatangan Prabowo, ia terpaksa mempersingkat ibadah umroh di Mekah, untuk menyambut kedatangan capres nomor urut dua tersebut. "Secara kultur saya tidak lepas dari NU,  tapi sebagai NU kultural sengat menyesalkan berbagai kebijkan pemerintah saat ini," ujar mantan Ketua MUI Garut tersebut.

Ia pun tak sungkan mengajak masyarakat untuk memberikan hak pilihannya dengan memilih capres nomor urut dua tersebut. "Insyallah pada 17 April 2019 kita akan mendapatkan presiden baru, makanya kita harus berjuang untuk memenangkan pasangan Prabowo," pinta salah satu putra mantan Rais Am PBNU KH Anwar Musaddad tersebut.