Sukses

Survei Terbaru Jokowi Vs Prabowo Versi 4 Lembaga Periode Februari-Maret 2019

Pada periode Februari-Maret 2019, tercatat ada empat lembaga yang mengeluarkan hasil survei terbaru Pilpres 2019 terkait elektabilitas Jokowi dan Prabowo.

Liputan6.com, Jakarta - Pemungutan suara Pilpres 2019 akan berlangsung pada 17 April 2019. Pada 26 hari menjelang Pilpres 2019, sejumlah lembaga merilis hasil survei terbarunya terkait elektabilitas atau tingkat keterpilihan antara pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Pada periode Februari-Maret 2019, tercatat ada empat lembaga yang mengeluarkan hasil survei terbaru Pilpres 2019. Berikut ini data-datanya yang dihimpun Liputan6.com, Kamis (21/3/2019):

1. LSI Denny JA

Elektabilitas pasangan calon presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul dari pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Februari 2019. Selisih tingkat keterpilihan Jokowi dengan Prabowo berkisar 27,8 persen.

Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mendapatkan elektabilitas sebesar 58,7 persen. Sedangkan Prabowo-Sandiaga 30,9 persen.

"Jokowi-Amin tetap unggul, dengan selisih tetap sekitar 20%," ujar peneliti LSI Ardian Sopa di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (5/3).

Survei elektabilitas capres-cawapres ini menggunakan simulasi surat suara. Besaran responden 1.200 yang diwawancarai tatap muka dalam rentang waktu 18-25 Februari 2019. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error plus minus 2,9 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

2. Survei Konsepindo

Lembaga survei Konsep Indonesia Research and Consulting atau Konsepindo merilis hasil penelitiannya 17-24 Februari 2019, yang memuat salah satunya terkait hasil suara Pemilihan Presiden 2019. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf meraup hasil 55 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga hanya 33,2 persen.

"Hasil ini didapat pada pertanyaan spontan jika pemilihan presiden dilakukan hari ini, dan hasilnya demikian, sisanya 11,8 persen mengaku belum memutuskan atau undecided voters," kata Direktur Konsepindo Veri Muhlis Arifuzzaman di Hotel Milenium, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2019).

Dia pun memprediksi, jika melihat hasil survei tersebut, maka Pilpres mendatang bisa saja dimenangkan paslon nomor urut 01. Dengan catatan tidak ada sesuatu yang tak terduga.

"Jadi, bila kami melihat selisih ini dan menimbang sisa waktu tinggal 35 hari lagi bisa diprediksi akan dimenangkan Jokowi-Ma'ruf. Jika tak ada kejadian luar biasa," ungkap Veri.

Selain itu, masih kata dia, pihaknya juga menjabarkan mengenai tingkat kepuasan, khususnya terhadap kinerja Jokowi. Apalagi sebanyak 69,6 persen dari responden mengaku puas dengan apa yang telah dilakukan pemerintah selama ini.

"Hanya 26 persen yang mengaku belum puas dari kinerja Jokowi," jelas Veri.

Survei ini dilakukan dengan mengambil 1.200 responden. Kemudian menggunakan teknik multistage random sampling. Untuk margin of error plus minus 2,9 persen.

3 dari 4 halaman

3. Survei SMRC

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali merilis survei terbaru elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2019. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf Amin naik, sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengalami penurunan.

Survei terakhir yang dilakukan SMRC pada 24 Februari-5 Maret 2019, Jokowi-Ma'ruf Amin 57,6 persen dan Prabowo-Sandiaga Uno 31,8 persen. Pada survei sebelumnya yang dilakukan SMRC pada 24-31 Januari, Jokowi-Ma'ruf Amin dipilih 54,9 persen, sementara Prabowo-Sandiaga mendapat 32,1 persen.

Ada kenaikan 2,7 persen untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, dan penurunan 0,3 persen untuk Prabowo-Sandiaga. Selisih elektabilitas keduanya pada survei terbaru SMRC ini sebesar 25,8 persen.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 2.820 responden.

Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) pada survei Februari-Maret ini sebesar 2.479 atau 88%. Margin of error rata-rata dari survei dengan ukuran sampel tersebut sebesar ± 2% pada tingkat kepercayaan 95%.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

4 dari 4 halaman

4. Survei Litbang Kompas

Berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas Jokowidan Prabowo saat ini lebih tipis dibandingkan survei Litbang Kompas Oktober 2018. Elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen. Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.

Pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebanyak 52,6 persen sedangkan Prabowo- Sandiaga Uno 32,7 persen. Sebanyak 14,7 persen masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya masih 19,9 persen.

Disebutkan pula, penyebab menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf karena sejumlah hal. Seperti perubahan pandangan atas kinerja pemerintah, berubahnya arah dukungan kalangan menengah atas, membesarnya pemilih ragu pada kelompok bawah dan persoalan militansi pendukung yang berpengaruh pada penguasaan wilayah.

Dengan mengasumsikan kelompok yang belum memutuskan dukungan pilihan (undecided voters) akan terbagi proporsional menurut perolehan survei, potensi kemenangan Jokowi-Ma'ruf 56,8 persen dan Prabowo-Sandi 43,2 persen. Disebutkan pula, penurunan suara Jokowi-Ma'ruf masih akan terjadi sebulan ke depan.

Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari-5 Maret 2019. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.