Sukses

5 Hasil Lembaga Survei Jelang Pencoblosan, Berapa Selisih Jokowi Vs Prabowo?

Jelang pencoblosan Pilpres 2019, berbagai lembaga survei mengeluarkan perkiraan suara yang diperoleh oleh dua pasangan capres dan cawapres.

Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 tinggal menghitung hari. Tidak sampai sebulan lagi atau tepatnya pada 17 April 2019, masyarakat Indonesia wajib menggunakan hak suaranya sesuai dengan aturan yang berlaku.

Ada dua kandidat pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada laga Pilpres 2019 ini.

Mereka adalah pasangan nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Menghitung hari jelang pencoblosan Pilpres 2019, berbagai lembaga survei mengeluarkan perkiraan suara yang diperoleh oleh dua pasangan capres dan cawapres.

Menariknya, selisih suara antara Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga tidak begitu jauh.

Berikut perkiraan selisih suara Pilpres 2019 antara Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga dari berbagai lembaga survei dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 6 halaman

1. Konsepindo

Lembaga survei Konsep Indonesia Research and Consulting atau Konsepindo merilis hasil penelitiannya. Penelitian tersebut dilakukan pada 17-24 Februari 2019.

Salah satu yang dirilis adalah memuat soal hasil suara Pilpres 2019. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf Amin meraup hasil 55 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga hanya 33,2 persen. Selisih keduanya 21,8 persen.

"Hasil ini didapat pada pertanyaan spontan jika pemilihan presiden dilakukan hari ini, dan hasilnya demikian, sisanya 11,8 persen mengaku belum memutuskan atau undecided voters," ujar Direktur Konsepindo Veri Muhlis Arifuzzaman di Hotel Milenium, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Maret 2019.

Dia pun memprediksi, jika melihat hasil survei tersebut, maka Pilpres mendatang bisa saja dimenangkan paslon nomor urut 01. Dengan catatan, tidak ada sesuatu yang tak terduga.

"Jadi, bila kami melihat selisih ini dan menimbang sisa waktu tinggal 35 hari lagi bisa diprediksi akan dimenangkan Jokowi-Ma'ruf. Jika tak ada kejadian luar biasa," ucap Veri.

Selain itu, menurut dia, pihaknya juga menjabarkan mengenai tingkat kepuasan, khususnya terhadap kinerja Jokowi.

"Apalagi sebanyak 69,6 persen dari responden mengaku puas dengan apa yang telah dilakukan pemerintah selama ini. Hanya 26 persen yang mengaku belum puas dari kinerja Jokowi," jelas Veri.

Survei ini dilakukan dengan mengambil 1.200 responden. Kemudian menggunakan teknik multistage random sampling. Untuk margin of error plus minus 2,9 persen.

 

3 dari 6 halaman

2. LSI Denny JA

Survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Februari 2019 juga mengatakan jika elektabilitas paslon 01 Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul dibanding Prabowo-Sandiaga.

Selisih tingkat keterpilihan Jokowi dengan Prabowo berada pada angka 27,8 persen. Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mendapatkan elektabilitas sebesar 58,7 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 30,9 persen.

"Jokowi-Amin tetap unggul, dengan selisih tetap sekitar 20 persen," ujar peneliti LSI Ardian Sopa di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa, 5 Maret 2019.

Survei elektabilitas capres-cawapres ini menggunakan simulasi surat suara. Besaran responden 1.200 yang diwawancarai tatap muka dalam rentang waktu 18-25 Februari 2019.

Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error plus minus 2,9 persen.

 

4 dari 6 halaman

3. SMRC

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga kembali merilis survei terbaru soal elektabilitas pasangan capres dan cawapres dalam Pilpres 2019.

Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf Amin naik, sementara Prabowo Subianto-Sandiaga mengalami penurunan. Survei ini dilakukan SMRC pada 24 Februari-5 Maret 2019.

Jokowi-Ma'ruf Amin meraik elektabilitas 57,6 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 31,8 persen. Selisih keduanya 25,8 persen.

Pada survei sebelumnya yang dilakukan SMRC pada 24-31 Januari 2019, Jokowi-Ma'ruf Amin dipilih 54,9 persen, sementara Prabowo-Sandiaga mendapat 32,1 persen.

Ada kenaikan 2,7 persen untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dan penurunan 0,3 persen untuk Prabowo-Sandiaga.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 2.820 responden.

Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) pada survei Februari-Maret ini sebesar 2.479 atau 88 persen.

Margin of error rata-rata dari survei dengan ukuran sampel tersebut sebesar ± 2% pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

 

5 dari 6 halaman

4. Survei Litbang Kompas

Belum lama, survei Litbang Kompas juga merilis hasil survei Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga. Perolehan keduanya saat ini lebih tipis jika dibandingkan dengan survei pada Oktober 2018 lalu.

Elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen. Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.

Pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebanyak 52,6 persen sedangkan Prabowo- Sandiaga Uno 32,7 persen. Sebanyak 14,7 persen masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya masih 19,9 persen.

Disebutkan pula, penyebab menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf karena sejumlah hal. Seperti perubahan pandangan atas kinerja pemerintah, berubahnya arah dukungan kalangan menengah atas, membesarnya pemilih ragu pada kelompok bawah dan persoalan militansi pendukung yang berpengaruh pada penguasaan wilayah.

Dengan mengasumsikan kelompok yang belum memutuskan dukungan pilihan (undecided voters) akan terbagi proporsional menurut perolehan survei, potensi kemenangan Jokowi-Ma'ruf 56,8 persen dan Prabowo-Sandi 43,2 persen. Disebutkan pula, penurunan suara Jokowi-Ma'ruf masih akan terjadi sebulan ke depan.

Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak 22 Februari-5 Maret 2019. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.

 

6 dari 6 halaman

5. Indo Barometer

Yang terbaru, Indo Barometer juga turut merilis survei terkait elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga dalam ajang Pilpres 2019. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan selisih 21 persen.

"Seandainya Pilpres dilakukan hari ini, Jokowi-Ma'ruf Amin diprediksi menang. Selisihnya 21 persen, paslon 01 memiliki elektabilitas 50,2 persen, sedangkan paslon 02 memiliki 28,9. Sementara sisanya sekitar 20 persen masih merahasiakan pilihannya," tutur Peneliti Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (21/3/2019).

Dalam mengukur elektabilitas, Indo Barometer menggunakan simulasi penyodoran gambar tokoh layaknya pemilihan di bilik suara. Jokowi terpilih sebanyak 51,2 persen, sementara Prabowo 28,9 persen.

"Sementara yang masih merahasiakan pilihannya sebesar 19,9 persen. Jokowi kembali menggunguli Prabowo," ucap Hadi.

Adapun simulasi elektabilitas cawapres, Ma'ruf Amin unggul dengan 44,5 persen. Sementara Sandiaga Uno menerima suara 32,1 persen.

"Distribusi dukungan dari sisi suku atau etnis Jokowi unggul di suku Jawa, Sunda, Madura, Batak dan Bali. Sedangkan Prabowo unggul di suku Melayu, Betawi, Minang dan Bugis," Hadi menandaskan.

Penelitian tersebut dilakukan pada 6 sampai 12 Februari 2019 menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan sampel sebanyak 1.200 responden. Adapun margin of error sebesar 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Teknik pengumpulan data sendiri menggunakan wawancara tatap muka lewat kuesioner.