Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei elektabilitas Center for Strategic and Internasional Studies (CSIS) menunjukkan kedua pasangan calon presiden memiliki swing voter atau massa mengambang. Swing voter pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin sebanyak 15,6 persen, sedangkan paslon 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno 18,7 persen.
Data itu diambil dari elektabilitas kedua pasangan calon, Jokowi-Ma'ruf 51,4 persen, Prabowo-Sandiaga 33,3 persen. Tingkat kemantapan pemilih kedua pasangan berada di atas 80 persen.
Pemilih loyal atau sudah mantap memilih Jokowi-Ma'ruf berada di angka 84,4 persen. Sementara, Prabowo-Sandiaga berada di angka 81,3 persen.
Advertisement
"Kalau dilakukan poros tabulasi antara kemantapan pilihan dengan basis dukungan antarcapres cawapres, base line-nya bagi pendukung Jokowi-Ma'ruf adalah 84,4 persen, dan Prabowo-Sandi 81,3 persen," ujar Peneliti CSIS Arya Fernandez saat rilis survei di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019).
Arya meragukan migrasi suara besar-besaran bakal terjadi, karena angka loyalitas pemilihnya sudah mencapai 80 persen.
"Tingkat kemantapan di masing-masing capres sudah menyentuh angka 80 persen, migrasi kecil kemungkinan," jelas dia.
Survei CSIS ini dilaksanakan selama periode 15-22 Maret 2019 dengan responden 1.960. Sampel diambil secara acak yang terdistribusi secara proporsional di 34 provinsi. Survei ini memiliki margin of error sebesar kurang lebih 2,21 persen. CSIS mengaku bahwa dana survei ini dibiayai oleh dana internal yayasan CSIS.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Elektabilitas Jokowi dan Prabowo
Hasil survei Center for Strategic and Internasional Studies (CSIS) mencatat elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 51,4 persen. Sementara pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 33,3 persen.
"Tingkat keterpilihan atau elektabilitas Jokowi-Maruf Amin mendapat dukungan 51,4 persen. Sementara itu Prabowo-Sandiaga Uno berada di angka 33,3 persen," ujar peneliti CSIS di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019).
Survei CSIS masih menemukan 14,1 persen pemilih yang merahasiakan pilihannya. Sedangkan hanya 1,2 persen pemilih belum menentukan (undecided voters).
Menurut Arya, meski angka pemilih yang merahasiakan pilihannya tinggi, tetapi diyakini sudah punya pilihan. Berbeda dengan 1,2 persen yang memang belum punya pilihan.
"Angka yang tidak jawab atau rahasia ini cukup besar. Mereka mungkin sudah punya pilihan. Tapi dia tidak terbuka dalam menyampaikan pilihan politiknya," jelas Arya.
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka
Advertisement