Liputan6.com, Jakarta - Survei Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) mencatatkan pasangan calon presiden nomor urut 01 Jokowi dan Ma'ruf Amin unggul hampir di semua wilayah, kecuali Sumatera.
CSIS membagi 34 provinsi menjadi sembilan wilayah, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, Jawa Tengah dan Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT dan Bali, kemudian Maluku dan Papua.
Jokowi-Ma'ruf unggul dari Prabowo-Sandi di Jakarta dengan persentase 38,8 persen dan 30 persen. Sementara yang tidak menjawab 31,3 persen. Di Jabar dan Banten, Jokowi-Ma'ruf juga unggul di angka yang tipis, 47,4 persen dibanding 42,1 persen dan tidak jawab hanya 9,5 persen.
Advertisement
Di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur, Jokowi-Ma'ruf masih unggul dengan selisih cukup besar. Di Jateng dan Yogya, Jokowi 70 persen, sementara Prabowo 13,9 persen.
"Sementara di Jatim, Jokowi 49,1 persen, Prabowo 23,1 persen," ucap Peneliti CSIS Arya Fernandez saat rilis survei di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2019).Â
Sementara, wilayah Sumatera masih dikuasai oleh kubu penantang Prabowo-Sandiaga.
"Jokowi-Ma'ruf mendapat dukungan sebesar 37,3 persen, Prabowo-Sandi sebesar 49,6 persen, belum menentukan sebesar 1,5 persen, dan tidak menjawab sebesar 11,6 persen," ujar .
Untuk Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, Bali, Maluku dan Papua, juga masih dikuasai oleh Jokowi-Ma'ruf. di Sulawesi 47,9 dan 37,9 persen. NTB, NTT, dan Bali, 66,3 dan 24,8 persen, Maluku dan Papua 58,6 dan 27,1 persen.
Unggul di Etnis Jawa
Dalam kesempatan sama, peneliti CSIS lainya, Noory Okthariza, menjelaskan secara demografis Prabowo-Sandiaga unggul di Sumatera karena didukung oleh etnis Melayu. Apalagi Prabowo-Sandiaga dicitrakan sebagai pemimpin tegas. Sementara, Jokowi unggul di wilayah Sumatera yang banyak etnis Jawa.
"Jokowi-Ma'ruf ini kan menang di provinsi di Pulau Sumatera yang banyak etnis Jawanya, seperti Lampung, orang Jawanya banyak, Jokowi lebih banyak didukung di sana. Kemudian di bagian tertentu di Sumatera Utara banyak etnis Jawanya," jelas dia.
Sementara, perubahan peta suara di Jawa Barat, menurut Noory, disebabkan kekuatan partai politik. Merujuk data 2014, kata dia, kekuatan partai di Jabar bukan lagi PKS atau Golkar, tetapi PDI Perjuangan yang merupakan pengusung utama Jokowi.
"Jadi, Bogor, Depok, Bekasi, justru dimenangkan oleh PDIP. Kalau bicara soal pilwalkot, pilgub, mereka (PKS) bisa menang, tapi level legislatif ya, PDIP yang unggul. Saya juga kaget liat hasilnya," ujar dia.Â
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â
Â
Advertisement