Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menjawab kritikan terhadap program kartu sakti yang dikeluarkan pihaknya.
Termasuk kritikan dari capres 02 Prabowo Subianto yang menyebut program kartu itu tidak mendidik dan sulit diterapkan karena kondisi keuangan negara sulit.
Ma'ruf pun membantah bahwa kartu-kartu Jokowi sulit diterapkan. Menurutnya, program kartu pada periode pertama pemerintahan Jokowi, yakni kartu Indonesia pintar (KIP) dan kartu Indonesia sehat (KIS) sudah berhasil dijalankan.
Advertisement
"Yang selama ini kan berjalan dengan baik," ujar Ma'ruf di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Jumat (29/3/2019).
Ma'ruf mengatakan, tiga kartu baru Jokowi itu menambahkan yang sudah ada. Dia mencontohkan KIP ditambah sampai kuliah.
Menurut Ma'ruf, tujuan KIP agar anak-anak bangsa bisa belajar sampai tingkat perguruan tinggi.
"Tapi kartu itu mempermudah supaya orang tidak sulit tinggal membuka kartu," imbuhnya.
Ma'ruf pun menjawab kritikan cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno yang menyebut program kartu sakti sebaiknya diintegrasikan ke dalam KTP elektronik atau E-KTP.
"Kalau sudah pada paham semua enggak perlu pakai KTP. Buat apa KTP. Langsung saja aplikasi pakai handphone. Betul apa tidak itu? jadi lebih simpel," kata Mustasyar PBNU itu.
Dikritik Prabowo
Sebelumnya, capres nomor urut 02, Prabowo Subianto dalam kampanyenya di lapangan Sidolig, Bandung, Jawa Barat menyinggung program pembagian kartu yang dilakukan kandidat nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin.
Menurut Prabowo, program pembagian kartu yang dapat ditukarkan dengan uang itu tidak mendidik masyarakat dan tidak menjamin terciptanya kesejahteraan rakyat. Apalagi, kondisi keuangan negara saat ini sangat tidak mendukung program tersebut.
"Saudara kita nanti dibagi-bagi kartu semua ya? Kalian seneng dikasih kartu? Ngapain kalian dibagi 5, 7, 10 kartu kalau duitnya nggak ada," kata Prabowo di Bandung, Jawa Barat, Kamis 28 Maret 2019.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement