Sukses

Ketika Jokowi dan Prabowo Berdebat soal Diplomasi di Rakhine State

Prabowo mengatakan tidak selalu menjadi mediator itu lebih penting dibandingkan yang harus dilakukan di dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 1 Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, isu konflik di Rakhine State, Myanmar, adalah sebuah konflik yang sangat lama dan sulit dicarikan solusinya. Hal itu menanggapi jawaban pertanyaan dari capres Prabowo Subianto tentang konflik rakyat Rohingya di Myanmar.

"Tapi alhamdulillah, kita diberi kepercayaan oleh Sekjen PBB António Guterres untuk menjembatani agar ada tim kita yang masuk ke Rakhine State untuk melihat kondisi di sana seperti apa," ujar Jokowi dalam debat capres keempat di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3/2019) malam.

Dia juga mengaku sudah pernah datang ke Bangladesh untuk melihat langsung penderitaan warga Rohingya yang menjadi pengungsi di negara itu.

"Saya sendiri sudah datang ke Bangladesh untuk melihat masyarakat muslim di sana dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Alhamdulilah, desakan kita, tekanan kita terhadap pemerintah Myanmar agar melakukan repatriasi ke Rakhine State memberikan hasil," ujar Jokowi.

Paparan Jokowi ditanggapi calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang mengatakan bahwa tidak selalu menjadi mediator itu lebih penting dibandingkan yang harus dilakukan di dalam negeri.

"Sekali lagi saya menegaskan di sini, bahwa kita menjadi mediator baik-baik saja. Untuk mendamaikan tak ada masalah, tapi mungkin ada yang tidak dirasakan. Kita tak terlalu dihormati di luar Indonesia, karena mereka tahu Indonesia, kita utang banyak," ujar Prabowo.

Bahkan, lanjut dia, Indonesia tidak dihormati di Asia, termasuk di kalangan wartawan asing di Jakarta.

"Indonesia akan punya potensi besar dan akan selalu punya potensi besar, jadi kalau jadi mediator saya akan berjuang agar Indonesia dihormati, akan berjuang Indonesia berdiri di atas kaki sendiri," pungkas Prabowo.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tema Debat Keempat

Debat keempat Pilpres 2019 hanya diikuti capres Jokowi dan Prabowo Subianto. Keduanya beradu gagasan terkait tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional.

Secara umum, mekanisme dan aturan debat keempat ini hampir sama dengan sebelumnya.

"Untuk debat keempat, format dan mekanisme sama dengan debat ketiga. Hanya untuk sesi empat dan lima, sesi debat itu diatur penggunakaan waktunya," ujar Komisioner KPU, Wahyu Setiawan di lokasi, Jakarta.

Pada sesi empat dan lima, moderator memberikan kesempatan kedua kandidat untuk saling bertanya dan menjawab. Setiap pertanyaan diberikan waktu selama delapan menit. Dari waktu tersebut dibagi secara adil kepada Jokowi dan Prabowo masing-masing empat menit.

"Sehingga dengan pengaturan waktu ini, kedua calon mendapat alokasi waktu yang sama, dan prinsip keadilan dapat diterapkan dalam debat keempat ini," tuturnya.

Sesi pertama debat akan diisi dengan pemaparan visi, misi, serta program dari masing-masing kandidat. Kemudian di sesi dua dan tiga dilakukan pendalaman visi, misi, dan program melalui beberapa pertanyaan yang diajukan moderator.

Sementara sesi keenam diisi dengan penyampaian pernyataan penutup oleh masing-masing kandidat.

Â