Sukses

Sentani Masih Berduka, Jokowi Batal Kampanye Terbuka di Jayapura

Jokowi batal menyelenggarakan kampanye terbuka di Jayapura, Papua.

Liputan6.com, Jakarta - Capres presiden Jokowi batal menyelenggarakan kampanye terbuka di Jayapura, Papua. Padahal, pada 2014 silam Papua menjadi titik awal kampanye Jokowi-Jusuf Kalla.

Ketua Tim Kampanye Daerah Papua Jokowi-Ma'ruf, Komarudin Watubun mengatakan pihaknya sengaja melakukan konsolidasi tertutup karena masih dalam suasana berduka. Sebab, beberapa waktu lalu terjadi bencana banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura.

Padahal, kata Komarudin rencana awalnya mereka bakal mengadakan kampanye di Danau Sentani. "Kita sengaja tak terlalu meriah karena dalam keadaan dukacita. Duka Sentani, duka kita semua," ujar Komarudin dalam sambutan konsolidasi di Swiss-Belhotel, Jayapura, Senin (1/4/2019).

Menutup kunjungan di Jayapura, Jokowi bertemu elemen tim kampanye daerah dan relawan pendukungnya di Swiss-Belhotel Jayapura. Kendati acara diadakan sederhana, antusias relawan dan pendukung Jokowi membeludak.

Antusias tersebut juga diperlihatkan masyarakat Papua selama Jokowi meninjau lokasi bencana banjir bandang di Sentani. Jokowi diadang warga sampai lima kali. Para pengungsi pun merasa senang Jokowi meninjau langsung.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Mendadak

Sementara itu, Komarudin mengatakan, acara konsolidasi malam ini diadakan secara mendadak. "Tadi saya pikir jangan sampai ruangan kosong ternyata pihak hotel bilang harus tambah kursi. Menunjukkan keseriusan dan komitmen dari semua kalanagan untuk memenangkan pak Jokowi jadi periode kedua," ucapnya.

Jokowi juga mengadakan pertemuan tertutup dengan gubernur dan bupati di Papua. Komarudin menyebut agenda tersebut kapasitasnya sebagai Jokowi presiden.

Sementara itu, konsolidasi internal tersebut berlangsung singkat kurang lebih 30 menit. Membuka konsolidasi, Jokowi minta menang dengan perolehan suara 85 persen. Setelah agenda di Jayapura, Jokowi menuju Sorong, Papua Barat untuk agenda konsolidasi.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi