Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno meminta pendukungnya menjaga kondusivitas suasana politik jelang Pemilu 2019. Hal ini dikatakan Sandiaga pascapengadangan kendaraan cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin oleh sekelompok massa yang diduga pendukung Prabowo-Sandi.
Pengadangan itu dilakukan saat Ma'ruf Amin akan menghadiri acara haul dan berziarah ke makam Kiai Suhro di Pamekasan pada Senin, 2 April 2019 kemarin.
Baca Juga
"Kita jaga kondusivitas suasana dan sebetulnya di Madura, waktu itu kami sampaikan bahwa jangan melakukan hal yang sama kepada paslon nomor urut 01, Pak Kiai (Ma'ruf Amin) kita muliakan," kata Sandiaga di kawasan Tambun, Bekasi, Selasa, 2 April 2019.
Advertisement
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu pun menyarankan para pendukungnya yang beragama Islam tamat belajar Alquran ketimbang memanaskan suasana politik.
"Saya sampaikan agar mereka menghatamkan Alquran saja, karena itu jauh lebih membawa berkah," imbuh Sandiaga Uno.
Sandiaga tak ingin pengadangan Ma'ruf sebagai aksi balas dendam antar pendukung. Mengingat dirinya pernah mengalami hal serupa.
"Walaupun kami tidak ingin menuduh tapi kami sampaikan mari kita jaga kondusivitas dan apa yang saya alami selama berkampanye di Jatim, atau wilayah lain di Indonesia itu, jangan ada aksi saling balas membalas," pinta Sandiaga.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ma'ruf Amin Dihadang
Diketahui, usai kampanye terbuka di Sumenep, Madura, Ma'ruf Amin menghadiri acara haul dan berziarah ke makam Kiai Suhro di Pamekasan. Namun, saat menuju makam tersebut, sekitar pukul 17.35 WIB di Desa Jambringin, belasan mobil iringan Ma'ruf memperlambat laju kendaraan. Pasalnya, mobil tersebut dikerumuni ratusan massa yang meneriakkan nama Prabowo dan membawa atribut capres nomor urut 02 itu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Ma'ruf yang hendak menuju ke lokasi haul dan makam Kiai Suhro, sempat dilarikan ke salah satu rumah milik Kiai Lukman, sesepuh di Jambringin. Selain menunggu situasi reda, Ma'ruf juga sempat menunaikan ibadah salat Magrib.
Di sana kepada timnya, dia sempat mengatakan. "Mau ziarah kok dilarang," ucap Ma'ruf kepada tim KMA.
Sekitar pukul 18.15 WIB iring-iringan mobil Ma'ruf Amin bisa melaju kembali.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka
Advertisement