Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) serta Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) se-Jawa Tengah. Salah satu hal disoroti yaitu tentang mesin pengering padi yang selama ini menjadi masalah bagi petani.
Untuk itu, Jokowi ingin mengundang para kelompok petani padi dan pupuk ke Istana Negara untuk membicarakan bantuan pengadaan dryer atau mesin pengering padi bersama Badan Urusan Logistik (BULOG). Namun, dia mengatakan pertemuan tersebut baru bisa terealisasi setelah Pilpres 2019.
Baca Juga
"Akan saya undang ke Istana untuk berbicara dengan BULOG, berbicara khusus mengenai masalah padi, beras, pupuk, mesin penggilingan, mesin packaging. Sehingga kita betul-betul berubah semuanya," kata Jokowi di GOR Diponegoro Sragen Jawa Tengah, Rabu (3/4/2019).
Advertisement
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin para petani padi mengubah pengelolaan hasil panen, khususnya saat mengeringkan gabah dan kemasan beras. Menurut dia, di zaman modern ini, para petani Indonesia sudah harus memakai mesin dryer untuk mengeringkan padi dan jagung.
"Sehingga setiap saat ada hujan kayak apapuan yang namanya gabah, jagung bisa masuk ke mesin pengering," ucapnya.
Selain mesin pengering, mantan Wali Kota Solo itu meminta para petani memiliki mesin kemasan di tempat penggilingan masing-masing. Hal tersebut, kata Jokowi, penting dimiliki para petani agar saat gabah selesai digiling dan menjadi beras bisa langsung dikemas.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Beras Bermerek
Jokowi menjelaskan dengan mesin kemasan tersebut, para petani dari wilayah yang berbeda bisa memberikan nama atau label pada beras masing-masing.
"Mesin kemasan juga enggak mahal, untuk packaging enggak mahal. Jadi semuanya nanti ada tulisan di Sragen. Misalnya ada merek, diberi merknya apa, dari kecamatan mana, merknya apa, mereknya biar muncul, Sragen-nya jelas Jokowi.
Advertisement