Sukses

Demokrat Sebut SBY Khawatir Politik Identitas Kental di Kampanye Prabowo

Menurut Hinca, SBY berpandangan politik identitas adalah politik tidak mempersatukan. Pesan utama dalam surat adalah supaya kampanye Prabowo tidak ekslusif untuk satu pihak.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan menjelaskan, kekhawatiran Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY terkait politik identitas dalam kampanye akbar capres 02 Prabowo Subianto di Jakarta. Seperti yang dituangkan SBY dalam suratnya supaya kampanye menekankan inklusifitas.

Hinca mengatakan, politik identitas yang dimaksud SBY karena kehadiran massa kampanye yang membawa identitas tertentu. Sebelum kampanye akbar diselenggarakan, pihak penyelenggara memang menghadirkan massa Alumni 212 yang identik dengan latar belakang Islam.

"Karena dilihat sejak awal dari perencanaanya untuk menghadirkan massa yang kita bisa lihat partainya, jadi dari luar cukup banyak membawa identitas itu," ujarnya di kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019).

Menurut Hinca, SBY berpandangan politik identitas adalah politik tidak mempersatukan. Pesan utama dalam surat adalah supaya kampanye Prabowo tidak ekslusif untuk satu pihak.

Hinca berkata, kritikan SBY untuk Prabowo adalah hal yang biasa dalam demokrasi. Sehingga wajar saja kritikan tersebut dilempar kepada paslon yang diusungnya.

"Mengkritik untuk memberi masukan kan boleh, tapi yang memutuskan tetap calon presiden. Berterimakasihlah kepada pengkritik, karena demokrasi tanpa kritik itu kurang baik," ucapnya.

Sebelumnya, SBY melayangkan surat kepada paslon 02 Prabowo Subianto danSandiaga Uno terkait kampanye akbar di Jakarta, Senin (7/4). SBY menilai konsep kampanye Prabowo tidak inklusif.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Bersifat Rahasia

Surat yang bersifat rahasia itu seyogyanya hanya ditujukan kepada Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin, Waketum Partai Demokrat Syarief Hasan, dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan.

"Surat itu kemudian beredar luas," kata Hinca.

Hinca mengatakan, isi surat secara garis besar berupa usulan kampanye akbar Prabowo-Sandi di Stdion Utama GBK, Minggu 7 April.

SBY meminta tiga orang tersebut menyampaikan surat itu kepada tim sukses Prabowo-Sandiaga. Kebetulan Partai Demokrat menjadi salah satu partai yang mengusung pasangan tersebut.

Hinca menyebut, surat tersebut juga bermaksud membantah tudingan bahwa pasangan Prabowo-Sadiaga pro terhadap khilafah.

"Dalam pesan yang disampaikan pak SBY justru mau meluruskan bahwa Pak Prabowo bukan yang pro pada khilafah. Begitulah pesan yang tinggi dari Pak SBY kepada pasangan capres ini," ucap Hinca.

Hinca mengatakan, SBY juga mengingatkan melalui surat tersebut agar antarcapres tidak saling tuduh-menuduh. Misalnya antara Pancasila atau Khilafah.

"Negara ini adalah negara kita sama-sama. Siapapun yang menang tetaplah dia yang jadi presiden kita itu pesannya," Jelas Hinca.