Sukses

Survei Voxpol: Selisih Elektabilitas Jokowi Vs Prabowo 5,5 Persen

Dalam survei Voxpol, selisih elektabilitas antara Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terpaut 5,5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Delapan hari menuju hari pencoblosan, Voxpol Center Research and Consulting mirilis hasil survei elektabilitas para pasangan capres-cawapres 2019. Dalam survei itu, selisih elektabilitas antara Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terpaut 5,5 persen.

Dalam survei yang digelar pada 18 Maret hingga 1 April 2019 itu, Jokowi-Ma'ruf mendapat 48,8 persen dan Prabowo-Sandi 43,3 persen. Sementara, pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters sebesar 7,9 persen.

"Dari segi elektabilitas menunjukkan peta politik semakin kompetitif, selisih elektabilitas kedua pasang kandidat sudah semakin dekat," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2019).

Dari angka strong voters pemilih capres maupun pemilih partai politik, sambung dia, baik Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandi memiliki tingkat loyalitas pemilih di bawah 50 persen. Persentasi strong voter kedua kandidat masing-masing sebesar 43,1 persen untuk Jokowi-Ma'ruf dan 40,9 untuk Prabowo-Sandi.

Menurut Pangi, dengan selisih yang begitu kecil, kedua pasangan calon sama-sama memiliki kemungkinan untuk kalah maupun menang.

"Jika pemilu dilakukan hari ini Pak Jokowi menang. Jika 17 April, Pak Jokowi punya peluang menang, dan peluang kalah. Pak Prabowo ada kemungkinan menang dan kemungkinan kalah," kata Pangi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Metodologi Survei

Survei Voxpol ini dilakukan dengan mengunakan metode multistage random sampling atau sempel acak berjenjang. Jumlah sempel dalam survei adalah 1.600 dengan toleransi kesalahan atau margin of error sebesar ± 2,45 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

"Survei ini menjangkau 34 provinsi secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih," jelas Pangi.

Besaran Quality Control sebanyak 20 persen dari total jumlah sempel secara acak (random), dengan cara mendatangi kembali responden terpilih dan mengkonfirmasi ulang responden terpilih (hot spot checking).