Sukses

Jokowi: Kita Mati-Matian Tekan Defisit Neraca Perdagangan

Jokowi mengakui tahun 2018 neraca perdagangan Indonesia telah mengalami defisit sebesar US$ 8 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui tahun 2018 neraca perdagangan Indonesia telah mengalami defisit sebesar US$ 8 miliar. Namun pada kuartal pertama 2019, defisit itu telah berkurang.

"Kita mati-matian tekan defisit," ujar Jokowi dalam debat kelima di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Jokowi menegaskan, kebijakan yang akan dilakukan untuk mengurangi defisit neraca perdagangan dengan melakukan substitusi barang impor di Indonesia.

"Terbesar impor kita ada di situ. Minyak dan gas kita mulai bangun. Dengan pembangunan ini, defisit ini kita hilangkan. Kuncinya bangun industri dalam negeri," ujar Jokowi.

"Sebab itu ke depan, industrialisasi, hilirisasi, jadi kunci. Harus dipaksa dengan kebijakan," imbuh dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Rangkaian Debat

Rangkaian debat kandidat Pilpres 2019 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencapai puncaknya pada Sabtu 13 April 2019. Debat pamungkas Pilpres 2019 yang menghadirkan pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini digelar di Hotel Sultan, Jakarta.

Debat kelima ini akan mengangkat tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, serta industri.

Komisioner KPU Wahyu Setiawan mengatakan, ada doa bersama usai perhelatan Debat Kelima Pilpres 2019. Hal itu dilakukan sebagai penutup rangkaian kampanye sekaligus menandai masa tenang sebelum hari pencoblosan pada 17 April.

Nantinya, doa bersama usai Debat Kelima Pilpres 2019 ini dipimpin oleh tokoh ulama muslim, diikuti para tokoh agama lain. Momen itu diharapkan menjadi pesan moral sekaligus kontemplasi atau perenungan bagi seluruh masyarakat bahwa masa kampanye telah berakhir dan saatnya memantapkan pilihan.