Sukses

AHY: Sikap Mengapresiasi yang Berjasa untuk Negeri Syarat Mutlak Pemimpin Bangsa

Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pun menanggapi pernyataan calon Presiden 02 Prabowo Subianto dalam debat kelima Pilpres 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pun menanggapi pernyataan calon Presiden 02 Prabowo Subianto dalam debat kelima Pilpres 2019.

Prabowo menyampaikan, deindustrialisasi Indonesia perlu segera dilakukan demi menutupi kesalahan para pemimpin sebelum Joko Widodo atau Jokowi, tanpa terkecuali. Padahal, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono berada di jajaran koalisi pendukung Prabowo-Sandi.

AHY menilai, seorang pemimpin Indonesia seharusnya menghargai siapapun yang telah berjasa bangsa.

"Sikap menghargai/mengapresiasi siapapun, apalagi yang telah berjasa untuk negeri ini, seharusnya menjadi syarat mutlak untuk dimiliki oleh pemimpin bangsa, siapapun ia," kata AHY dalam siaran tertulisnya, Jakarta, Minggu (14/4/2019).

Menurut dia, tidak ada rugi mengapresiasi segala pencapaian pemimpin terdahulu. Penerus bangsa bertugas untuk memperbaiki apa yang sudah dilakukan pendahulu. Juga menuntaskan yang belum tuntas.

"Tidak ada ruginya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi segala capaian para pendahulu kita. Tugas kita adalah melanjutkan apa yang sudah baik, dan memperbaiki apa yang belum baik, serta menuntaskan apa yang belum tuntas," ujar AHY.

Menurut dia, Indonesia merupakan negara besar yang memerlukan pemimpin yang memiliki nilai-nilai yang luhur, bijaksana dan menjadi teladan untuk seluruh rakyat.

"Salah satu sikap teladan yang diperlukan adalah memberikan penghargaan kepada setiapusaha, pengorbanan, dan pengabdian para pemimpin sebelumnya dalam memajukan dan membangun bangsa ini," tutur AHY.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Putra Terbaik

AHY mengatakan, pihaknya percaya, siapapun yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden, pastilah putra terbaik bangsa.

"Yang telah berkorban sebesar-besarnya untuk bangsa ini. Waktu, tenaga, pikiran, keluarga, segalanya," kata AHY.

Sebelumnya, calon Presiden 02 Prabowo Subianto menyampaikan, deindustrialisasi bangsa Indonesia perlu dilakukan segera demi menutupi kesalahan para pemimpin sebelum masa pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi.

"Belajar baik dan berani merencanakan pembangunan deindustrialisasi, ciptakan lapangan kerja, lindungi petani dan nelayan kita. Ini kesalahan besar presiden-presiden sebelum bapak (Jokowi), kita semua harus bertanggung jawab. Benar, itu pendapat saya," tutur Prabowo dalam debat pilpres 2019 di hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Prabowo menyatakan, dia tidak menyalahkan Jokowi dalam upayanya melakukan perbaikan demi kesejahteraan rakyat. Hanya saja, Jokowi harus berkaca bahwa ada cara yang salah saat menjalankan program pilihannya.

"Jadi kembali lagi saya terus terang saja tidak menyalahkan Pak Jokowi. Ini masalah kesalahan kita sebagai bangsa dan sudah berlangsung belasan, puluhan tahun, tapi harus berani mengoreksi diri. Kita salah jalan," jelas dia.

Indonesia, lanjut Prabowo, harus mencontoh Republik Rakyat Tiongkok yang berupaya menghilangkan kemiskinan selama 40  tahun.

"Berani belajar dari yang hebat. Ini kesalahan kita semua. Jadi kita nih salah jalan. Harus kembali ke UU 45 Pasal 33," Prabowo menandaskan.