Sukses

BPN Prabowo Ajak TKN Jokowi Adu Data Hasil Pemilu 2019

BPN Prabowo-Sandi mengajak TKN Jokowi-Ma'ruf adu data dan akan dibuktikan saat proses rekapitulasi suara.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferry Mursyidan Baldan mengaku heran dengan sikap Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin yang risau dengan kecurangan Pemilu serentak 2019. 

"Kenapa TKN yang risau, kan seharusnya KPU (Komisi Pemilihan Umum). Bukti itu nanti kami catatkan dan lengkapi dan kami sampaikan pada KPU, Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu). Lalu kenapa TKN yang risau," kata Ferry di Kertanegara VI, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2019).

Menurut Ferry, yang mestinya risau dengan kecurangan adalah KPU. Dia lalu mengajak TKN adu data dan akan dibuktikan saat proses rekapitulasi suara. 

"Kalau dia punya data silakan, kami punya data. Kita bukan adu tesis, adu data itu kan validitas dan pembuktiannya ketika ada diproses rekapitulasi," ucapnya. 

"Enggak usah terlalu risau dan baper TKN, kami tidak akan membual karena seluruh prosesnya berbasis C1. Penelusuran bentuk kecurangan mulai dari tingkat TPS lalu PPK," sambung Ferry. 

Mantan Menteri Agraria itu menambahkan, Ketua BPN Djoko Santoso akan mengumpulkan direktur saksi, direktur relawan, dan direktur satgas untuk memperbarui soal kecurangan dan pelanggaran Pemilu 2019.

Mereka akan rapat di markas Kertanegara pada pukul 16.00 WIB. 

"Sekaligus gimana hadapi perhitungan suara ulang tanggal 27 besok dan beberapa hal persiapan menghadapi rekapitulasi di tingkat kabupaten kota," Ferry mengakhiri. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

TKN Imbau BPN Transparan

Direktur Komunikasi dan Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Usman Kansong mengatakan tidak ada alasan untuk tidak transparan atas rekapitulasi suara Pilpres 2019. Pernyataan Usman itu menyikapi sikap Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi yang enggan membuka akses proses rekapitulasi penghitungan suara.

Menurut Usman, sebuah data yang kemudian disuguhkan ke publik harus didasari dengan data dan proses yang benar. Oleh sebab itu, imbuhnya, untuk membuktikan data yang dihasilkan benar perlu ada transparansi dalam prosesnya.

"Transparansi adalah pertanggung jawaban kepada publik bahwa apa yang kita lakukan itu benar adanya. Dan saya kira tidak perlu ada yang ditutup-tutupi. Kalau benar ada real count yang dilakukan oleh siapa pun ya buka saja, kalau tidak mau membuka kita khawatir ternyata memang tidak ada," kata Usman di posko pemenangan TKN, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2019).

Usman mengimbau agar BPN terbuka data serta proses rekapitulasi real count yang mereka klaim sebagai kemenangan Paslon 02.

Menurut Usman, jika kekhawatiran akan ada hack atau serangan terhadap data mereka, hal itu tidak bisa dijadikan sebagai alasan pihak BPN tertutup.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Â