Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Moeldoko mengatakan capres petahana Jokowi siap kapan saja bertemu dengan pesaingnya di Pilpes 2019, Prabowo Subianto. Menurutnya, pertemuan Jokowi dan Prabowo hanya tinggal menunggu momentum yang tepat.
"Dari pihak Pak Jokowi juga kapanpun setiap saat. Intinya adalah beliau menginisiasi terjadinya sebuah hubungan yang harmonis kembali," kata Moeldoko di Kantor Stad Kepresidenan Jakarta, Jumat (26/4/2019).
Kepala Staf Kepresidenan itu memprediksi Jokowi dan Prabowo akan bertemu setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi mengumumkan pemenang Pilpres 2019 pada 22 Mei.
Advertisement
Mantan Panglima TNI itu juga menilai, momen pengumuman pemenang Pilpres dinilai tepat, karena berdekatan dengan Hari Raya Idul Fitri.
"Bisa, sangat mungkin setelah tanggal 22 (Mei), bisa juga sekaligus Hari Raya kan begitu. Bisa pada saat kebetulan menjelang Hari Raya," ujar dia.
Dia mengakui banyak pihak yang mendorong agar pertemuan tersebut terlaksana dalam waktu dekat. Namun, Moeldoko menyebut hal tersebut tak dapat dipaksakan. Pasalnya, baik Jokowi, Prabowo, dan tim keduanya masih fokus pada perhitungan suara Pemilu 2019.
"Kita tidak bisa memaksa, kita tidak bisa menentukan waktu karena masing-masing juga masih memiliki kesibukan sendiri-sendiri," jelas mantan Panglima TNI itu.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Klaim Menang 62 Persen
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Djoko Santoso mengatakan kemenangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebesar 62 persen sudah bulat. Karena itu, dia meminta para relawan dan pendukung menjaga suara Prabowo-Sandi dari kecurangan.
Hal tersebut disampaikan oleh Djoko Santoso dalam acara syukuran dan konsolidasi pengawalan pemenangan Prabowo-Sandi di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Rabu, (24/4/2019).
"Artinya kita harus menyiapkan diri pikiran mental fisik untuk menghadapi situasi yang paling jelek. Kita harus hadapi," kata Djoksan, sapaan akrab dari Djoko Santoso.
Dia juga menyebut pihaknya tetap kukuh mempertahankan angka dari suara Prabowo-Sandi yang telah diketahui oleh tim internal. Karena itu, dia mengajak masyarakat berani menjaga kedaulatan yang ada.
"Ingat, tidak ada kompromi. Itu sejarah yang mengajari kita mengapa Indonesia merdeka, karena dalam perjuangannya noncooperation. Karena tidak ada tidak ada kompromi. Syukur Alhamdulillah Pak Prabowo menolak semua utusan-utusan," tegasnya.
Advertisement