Sukses

Banyak Petugas Pemilu Meninggal dan Sakit, Sandiaga Sebar Petugas Medis

Sandiaga pun menginstruksi kepada para petugas medis dari pihaknya untuk melakukan pendataan terhadap petugas KPPS yang meninggal dan sakit.

Liputan6.com, Jakarta - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno merasa sangat prihatin atas meninggalnya para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Bukan hanya ratusan KPPS yang meninggal, tapi juga ada ribuan petugas KPPS yang sakit.

Dengan banyak memakan korban, ia pun menginstruksi kepada para petugas medis untuk langsung memeriksa kesehatan para petugas pemilu.

"Kami menginstruksikan kepada seluruh relawan forum sahabat Medika dan forum kesehatan ada KESIRA, Kesehatan Indonesia Raya, ada juga JAPADI Medika dan Medika GNPF untuk langsung turun ke proses pencatatan yang sekarang berlangsung di tingkat kecamatan, kabupaten/kota," kata Sandiaga Saat doa bersama dan koordinasi jaga pengawalan C1 dengan relawan kesehatan Prabowo-Sandi di 18 Office Park, Jakarta Selatan, Minggu, 28 April 2019 malam.

Kemudian, kata Sandiaga nantinya di provinsi dan di nasional untuk memastikan tidak ada lagi korban yang jatuh, yang wafat, yang sakit.

Ia ingin agar para tenaga medis fokus terhadap kesehatan para relawan dan saksi serta kepada petugas KPPS. Hal itu ia minta agar tak ada lagi korban yang berjatuhan hingga minggal dunia.

"C1 sudah ada yang menangani, kecurangan-kecurangan sudah ada yang menangani. Tapi yang belum tertangani ini adalah tentang jatuhnya para korban dan wafatnya KPPS dan jumlahnya sudah terlalu banyak," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Dokter Akan Disebar di Seluruh TPS

Sementara itu, Dokter Benny dari Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) mengaku, para tenaga media akan disebar ke seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Indonesia.

"Jadi prinsipnya bahwa kita akan memerintahkan semua relawan kesehatan Prabowo-Sandi ke seluruh tempat TPS se-Indonesia secepat-cepatnya mulai Senin (29/4) pagi," ucap Benny.

Benny pun ingin agar penghitungan suara ini dihentikan sementara, seperti apa yang diinginkan oleh Sandiaga. Hal itu agar para petugas KPPS dan para relawan serta saksi dapat beristirahat terlebih dahulu.

"Jadi, kalau ada yang gawat ya harus dihentikan. Dia secara medis tidak boleh lagi periksa (surat suara), tidak boleh menghitung, harus dipulangkan, diistirahatkan. Enggak boleh dipaksakan karena menjaga suara korban jiwa, ini kan akibat kelelahan paling banyak," ungkapnya.

Selain itu, Dokter Ismoyo yang juga tergabung dalam Kesira sekaligus Forum Sahabat Medika (Forsamed) ini menyebut bukan hanya dokter yang tergabung dalam forum tersebut. Tapi juga adanya perawat, bidan dan apoteker dengan total secara keseluruhan hampir 50 juta orang.

"Mereka-mereka yang mencintai kesehatan, mereka bersatu-padu untuk kemudian menangani masalah ini saling membantu membantu. Hari ini kita akan koordinasi se-Indonesia. Untuk umlah orangnya, ya mungkin di atas 50 juta Karena itu pasien diikutsertakan di dalam Forsamed ini," tutup Ismoyo.

Â