Liputan6.com, Jakarta - Tenaga Ahli Kedeputian IV KSP Ali Mochtar Ngabalin mengimbau supaya pertarungan panas dalam Pilpres 2019 bisa diakhiri pada momen Lebaran 1 Syawal 1440 H ini. Hal tersebut menurutnya bisa membuat masyarakat Indonesia menjadi lebih teduh.
"Lebaran adalah gerbang dari pertarungan-pertarungan selama pilpres, pilpres selesai di Lebaran. Pilpres selesai di 1 Syawal karena itu bersyukur kepada Tuhan bahwa Indonesia dianugerahi sekali kemudahan, keberhasilan kita melaksanakan pilpres, kemudian masuk Lebaran sebelumnya masuk Paskah," kata Ngabalin di Jakarta, Rabu, 5 Juli 2019.
Baca Juga
Menurut mantan kader Partai Bulan Bintang (PBB) itu, Lebaran merupakan pintu gerbang bagi semua pihak untuk menjalin kembali silaturahim, termasuk juga bagi tokoh-tokoh politik.
Advertisement
"Semua pemimpin berkumpul, dengan begitu maka dua pertarungan besar terkait pemilu kemarin ketemu dalam banyak event yang sengaja Tuhan ciptakan untuk kedamaian dari bangsa Indonesia," kata dia.
Pada momen Idul Fitri 1440 H ini, Ngabalin menilai tidak akan ada lagi rasa saling bermusuhan. Dalam kesempatan itu juga, ia mengimbau supaya kita sebagai bangsa Indonesia mendukung aparat negara untuk mengawal bangsa ini.
"Karena tidak ada orang lagi yang bermusuhan, karena itu biarlah semua proses mekanisme hukum berjalan seraya kita memberikan dukungan penuh kepada Kepolisian, penegak hukum, kepada tentara, kepada pemerintah untuk semua sistem nilai berjalan dengan baik," pintanya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Rencana Reshuffle Kabinet
Ketika ditanya perihal rencana reshuffle kabinet pada kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Ngabalin mengaku hal itu akan dilaksanakan ada pada waktunya.
"Saya kira tunggu waktu yang tepat. Saya kira bapak presiden punya planning kuat dan pertimbangan-pertimbangan matang. Yakin saya ingatkan karakter Pak Jokowi tidak pernah menjadi orang ragu dalam mengambil keputusan saya hampir setahun di Istana dan mendampingi presiden," pukasnya.
Â
Advertisement